فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ Arab-Latin Fastaqim kamā umirta wa man tāba ma'aka wa lā taṭgau, innahụ bimā ta'malụna baṣīrArtinya Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Hud 111 ✵ Hud 113 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Tentang Surat Hud Ayat 112 Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 112 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah mendalam dari ayat ini. Didapati bermacam penjabaran dari banyak pakar tafsir terkait isi surat Hud ayat 112, sebagiannya sebagaimana tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaMaka tetaplah kamu lurus Wahai Rasul, sebagaimana Tuhanmu memetintahkanmu dan orang-orang yang bertabaut bersamamu, dan janganlah kalian berbuat melampaui batas yang telah Allah tentukan kepada kalian. Sesungguhnya Tuhan kalian Maha Melihat semua perbuatan yang kalian lakukan seluruhnya, tidak ada yang tersembunyi bagiNya dari segala sesuatu dari perbuatan mereka, dan Dia akan memebiri balasan kepada kalian atas perbuatan-perbuatan tersebut.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram112. Maka tetaplah engkau -wahai Rasul- tegak seperti yang Allah perintahkan kepadamu. Maka jalankanlah perintah-perintah-Nya dan jauhilah larangan-larangan-Nya. Pun hendaknya orang-orang mukmin yang bertobat tetap mengikuti perintah Allah bersamamu dan tidak melampaui batas, berupa melakukan perbuatan maksiat. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka perbuat. Tidak ada satupun amal perbuatan mereka yang luput dari pengetahuan-Nya. Dan Dia akan memberikan balasan yang setimpal kepada kalian.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah112. Jika kamu telah menemukan jalan yang benar, maka beristiqamahlah bersama orang-orang yang bertaubat denganmu di atas agama Allah sesuai dengan perintah-Nya; dan janganlah kalian berbuat zalim sebagaimana kaum-kaum sebelum kalian, sehingga mereka berpaling dari jalan yang lurus, dan terjerumus ke dalam kelalaian atau sifat berlebih-lebihan. Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat amal perbuatan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah112. فَاسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu Yakni sebagaimana Allah telah memerintahkanmu. Sehingga masuk didalamnya semua yang diperintahkan dan dilarang-Nya. وَمَن تَابَ مَعَكَdan juga orang yang telah taubat beserta kamu Yakni agar orang-orang yang bertaubat bersamamu juga tetap berada dalam jalan yang benar. Betapa agung ayat ini dan betapa berat perintah yang ada didalamnya, kerena beristiqamah sebagaimana yang diperitahkan Allah tidak akan tercapai kecuali oleh jiwa yang bersih. وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ dan janganlah kamu melampaui batas Makna الطغيان yakni melampaui batas. Yakni janganlah kalian melampaui batas dengan berbuat kemaksiatan. إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌSesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan Yang akan membalas kalian sesuai dengan haknya.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Tadabburilah ayat ini dengan penuh seksama { فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ } "Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu" agar jelas bagimu bahwa diantara kesempurnaan istiqomah adalah keberadaanmu diatas apa yang sesuai dengan yang diperintahkan kepadamu, dan bukan yang nampak baik di dalam benakmu, karena tekadang hakikat istiqomah itu hanya dengan berpaling kepada kebenaran, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim yang lurus; yakni berpaling kepada kebenaran. dan perlu anda fahamil bahwa apa yang dapat membawamu kepada kesesatan bisa benar di sisi orang-orang yang berakal buruk. 2 . Perhatikan, kenapa ayat ini memberikan konteks yang melarang untuk berbuat sesuatu yang melampaui batas, dan tidak melarang dari hal yang mengurangi amalan? karena ijtihad dalam istiqomah dapat menimbulkan sikap keras terhadap diri sendiri dan juga kepada orang lain. bahkan bisa sampai kepada derajat berlebihan, dan semua ini adalah hal yang melampaui batas.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah112. Tetaplah beristiqamah wahai Nabi untuk mengerjakan perintah Tuhanmu dan berdakwa kepadaNya. Teruslah beristiqamah sebagaimana yang diperintahkan dan dilarang Tuhan. Sebaiknya orang yang bertaubat di sisimu itu beristiqamah untuk menjauhi kesyirikan, tetap mengimani risalahmu dan tetap mengerjakan petunjukmu. Serta janganlah kalian melampaui batas dalam menunaikan perintah dan menjauhi larangan. Maknanya janganlah kalian berbuat kemaksiatan. Sesungguhnya Allah SWT Maha Melihat amal kalian dan akan membalas kalian sesuai amal tersebutMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahMaka tetaplah} maka tetaplah berpegang pada Islam {sebagaimana kamu telah diperintahkan, juga orang yang bertaubat bersamamu. Janganlah melampaui batas} Janganlah melalui batas ketentuan Allah {Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H112 manakala Allah mengabarkan tidak istiqamahnya mereka yang menjadi penyebab perselisihan dan perpecahan mereka, maka Allah memerintahkan nabiNya, dan orang orang mukmin yang bersamanya agar beristiqamah sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka, maka mereka meniti syariat syariat yang telah Allah syariatkan, meyakini akidah akidah yang benar yang dikabarkan oleh Allah, tidak menyimpang dari hal tersebut ke kanan atau kekiri dan hendaknya mereka selalu begitu, tidak melampaui batas dari istiqamah yang telah diletakan oleh Allah. firmanNya ”sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” tidak sedikitpun dari amalmu yang samar bagiNya, Dia akan membalasmu atasnya. Ayat ini mengandung dorongan untuk beristiqamah dan melarang sebaliknya.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ fastaqim kamaa umirta di atas perintah dan larangan, sebagaimana engkau diperintahkan, tanpa adanya pengurangan. وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ walaa tathghau janganlah engkau melanggar hukum-hukum Allah. Makna ayat Firman-Nya فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ oleh karena itu, istiqamah lah engkau dan orang-orang beriman bersamamu seperti yang diperintahkan oleh Rabb mu dalam kitab-Nya, berkeyakinan lah dengan keyakinan yang benar, beramal salehlah, tinggalkan kebatilan, jauhi amal-amal buruk, sehingga balasan untuk kalian adalah balasan yang baik pada hari kiamat nanti. Firman-Nya وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ janganlah kalian melampaui batas yang telah digariskan baik dalam masalah aqidah, perkataan, dan amal. Firman-Nya إِنَّهُۥ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ “Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.”, peringatan dari perbuatan melampaui batas, serta ancaman bagi orang-orang yang melenceng dari manhaj yang lurus. Pelajaran dari ayat • Wajibnya istiqamah di atas agama Allah dari segi aqidah, ibadah, hukum, dan adab. • Haramnya ghuluw berlebih-lebihan dan melampaui batas yang Allah gariskan dalam dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Hud ayat 112 Yakni tetap mengerjakan perintah Tuhanmu, jangan malas mengerjakannya atau meremehkannya, dan tetaplah mengajak manusia kepadanya meskipun banyak yang mendustakan. Yakni melewati batasan-batasan Allah, atau melewati aturan. Dalam ayat ini terdapat perintah agar berjalan di atas Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak menambah-nambah atau berbuat bid’ah dalam agama. Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan terhadapnya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 112Setelah diuraikan tentang keberadaan umat terdahulu yang ragu dan berselisih terhadap ajaran nabinya, maka pada ayat ini Allah memperingatkan kepada nabi dan umatnya agar konsisten terhadap ajaran yang benar. Maka tetaplah engkau wahai nabi Muhammad, tetap teguh dan konsisten dalam melaksanakan perintah Allah dan menyeru ke jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertobat bersamamu dari perbuatan syirik dan dosa, dan janganlah kamu melampaui batas terhadap perintah dan larangan-Nya. Sungguh, dia maha melihat apa yang kamu kerjakan kemudian akan memberikan balasan atas perbuatan yang kamu kerjakan. Dan selain itu, janganlah kamu menjadi lemah semangat, sehingga cenderung tunduk atau loyal kepada orang yang zalim yang tingkah laku mereka melampaui batas, merampas hak orang lain, atau menghalalkan segala macam cara yang dilarang oleh agama. Jika kamu loyal atau mengikuti tingkah laku orang-orang zalim tersebut, maka perbuatan itu akan menyebabkan kamu ditimpa api neraka bersama dengan mereka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan untuk menghindar dari azab itu. Tidak ada yang kuasa mendatangkan manfaat selain Allah, dan tidak ada yang bisa menolak kemudaratan selain dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah variasi penafsiran dari banyak ulama tafsir berkaitan kandungan dan arti surat Hud ayat 112 arab-latin dan artinya, semoga menambah kebaikan bagi kita. Dukung dakwah kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Terbanyak Dicari Kaji banyak konten yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat Al-Kahfi 1-10, An-Naziat, Yusuf, Az-Zumar 53, Quraisy, Al-Ashr. Juga Bismillah, Al-Lahab, An-Nisa 59, Al-Qari’ah, Al-Ma’idah 3, An-Nashr. Al-Kahfi 1-10An-NaziatYusufAz-Zumar 53QuraisyAl-AshrBismillahAl-LahabAn-Nisa 59Al-Qari’ahAl-Ma’idah 3An-Nashr Pencarian surah al isra ayat 29-30 beserta terjemahan, qs al jatsiyah, terjemahan qs ali imran ayat 190-191, arti surat al kautsar ayat 3, al kautsar ayat 2 arab Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Surathud ayat 6 - sahabat, kali ini admin akan meneruskan membuat artikel tentang al quran per ayat, dan dalam artikel kali ini yang akan dibahas yaitu surat hud ayat 6 menggunakan format bahasa arab dan juga indonesia. Anda juga dapat membaca surat hud satu surat lengkap dengan arab dan juga terjemahnya, jika anda ingin membaca surat ini secara keseluruhan, anda dapat klik link surat hud الٓر ۚ كِتَٰبٌ أُحْكِمَتْ ءَايَٰتُهُۥ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ Arab-Latin Alif lām rā, kitābun uḥkimat āyātuhụ ṡumma fuṣṣilat mil ladun ḥakīmin khabīrArtinya Alif laam raa, inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, Yunus 109 ✵ Hud 2 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Berharga Mengenai Surat Hud Ayat 1 Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir berharga dari ayat ini. Ada variasi penjabaran dari para ulama terhadap kandungan surat Hud ayat 1, misalnya sebagaimana di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia Alif lam Ro keterangan tentang huruf-huruf yang terputus-putus di awal surat penjelasannya telah berlalu di awal pada permulaan surat al-baqarah. Kitab yang diturunkan Allah kepaada Muhammad ini, ayat-ayat nya telah terpelihara dari kesalahan dan kebatilan. kemudian diterangkan dengan adanya perintah dan larangan seta penjelasan halal dan haram dari sisi Allah, Dzat yang mahabijaksana dalam mengatur segala urusan, yang maha mengetahui bagaimana perkara-perkara itu berkesudahan.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram1. Alif Lām Rā. Pembahasan tentang huruf-huruf semacam ini sudah ada di awal surah Al-Baqarah. Al-Qur`ān adalah kitab yang ayat-ayatnya dan maknanya disusun dengan tepat dan kata-katanya ditata dengan baik. Maka engkau tidak melihat adanya celah atau kekurangan di dalamnya. Kemudian ayat-ayat itu diberi penjelasan dengan menyebutkan halal dan haram, perintah dan larangan, janji dan ancaman, kisah-kisah dan lain-lain, dari sisi Tuhan Yang Maha Bijaksana dalam mengatur makhluk-Nya dan menetapkan syariat-Nya, lagi Maha Mengetahui kondisi hamba-hamba-Nya dan apa yang terbaik untuk mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah1. Surat ini dimulai dengan huruf-huruf tersebut sebagai peringatan dan tantangan. Al-Qur’an diturunkan menggunakan bahasa arab, dan inilah huruf-hurufnya; maka dapatkah orang-orang yang fasih dan mahir dalam bahasa arab untuk membuat layaknya al-Qur’an atau satu suratnya? Al-Qur’an adalah kitab yang sangat sempurna dalam susunannya, sifatnya, dan ungkapannya; tidak ada kekurangan dan pertentangan di dalamnya, ayat-ayatnya sempurna dan terperinci, dan tersusun dari penjelasan dan bukti-bukti yang sangat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah1. الٓر ۚ Alif laam raa Huruf-huruf hijjaiyah ini telah disebutkan penafsirannya di awal surat al-Baqarah. كِتٰبٌinilah suatu kitab Yakni al-Qur’an. أُحْكِمَتْ ءَايٰتُهُۥyang ayat-ayatnya disusun dengan rapi Yakni ayat-ayat yang kuat dan sempurna, yang tidak mempunyai kekurangan dan tidak mungkin dihancurkan seperti bangunan yang kuat; dan ayat-ayat ini tidak akan diganti sebagaimana Taurat dan Injil. ثُمَّ فُصِّلَتْserta dijelaskan secara terperinci Dengan janji kebaikan dan ancaman, pahala dan siksaan. Makna dari penyempurnaan ayat-ayat ini adalah bahwa ia tidak ada kerusakan dan tidak ada perselisihan. مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍyang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu Yakni yang disempurnakan oleh Allah Yang Maha Bijaksana, dan dijelaskan oleh-Nya yang Maha Mengetahui segala urusan.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 DIantara tadabbur qur'an dari ayat ini, kita menemukan adanya mukjizat sebagai seni yang nampak dan tersembunyi, yaitu dari segi lafazh dan makna, lafazh-lafazhnya yang disusun rapi, dan maknanya yang dijelaskan secara terperinci, atau sebaliknya walaupun ada khilaf dalam hal ini, karena setiap lafazh dan maknanya tidak akan cacat dan tercemari oleh tangan-tangan keji, ayat-ayat yang telah mengabarkan tentang hal-hal ghaib yang pernah ada dan telah terbukti kejadiannya secara ilmiyah, ayat-ayat suci yang memerintahkan kepada kebaikan, dan melarang dari segala kerusakan dan keburukan. 2 . Di ayat mengatakan { مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ } dan tidak dengan kata { من رحمن الرحيم }; sebagai catatan bahwa mukjizat ini mesti dengan kebijaksaan dan ada hikmah baik di baliknya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri SuriahKeutamaan Diriwayatkan dari Tirmidzi dan Hakim dari Ibnu Abbas berkata Abu Bakar berkata Ya Rasul, engkau telah beruban. Rasul menjawab Surat Hud, Al-waqi’ah, Al-mursalat, Amma yatasaalun, idzasy syamsu kuwwirat yang telah membuat rambutku beruban. Ini adalah hadis hasan sebagaimana dikatakan Tirmidzi, dan hadis sahih menurut Hakim. Nabi ditanya tentang apa yang telah membuat rambutnya beruban di surat Hud, Nabi menjawab Yaitu firman Allah Fastaqim kamaa umirtu 112. 1 Alif laam raa, untuk memberi perhatian, menantang bangsa Arab dan meneguhkan Al-Qur’an bahwa itu diturunkan dari sisi Allah. Al-Qur’an adalah kitab yang ayat-ayatnya tersusun rapi tanpa kurang dan berantakan seperti bangunan yang tersusun rapi, dalam lafadznya tersusun dengan rincian-rincian ayat, dalam maknanya dijelaskan kisah-kisah, nasehat dan hukum, dan waktu turunnya dalam jangka waktu sesuai kebutuhan dan kemaslahatan. Al-Qur’an ini adalah penjelas yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana dalam menciptakan, mengatur firman, kehendak dan ketentuanNya lagi Maha Mengetahui keadaan dan kebaikan manusia,Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahAlif Lām Rā. Kitab yang ayat-ayatnya telah disusun rapi} ayat-ayatnya telah disempurnakan sehingga tidak ada pertentangan dan tidak ada kecacatan {kemudian dirincikan} dejelaskan tentang perintah, larangan, janji, yang diberi janji, pahala, dan hukuman {dari sisi} dari sisi {Dzat Yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H1. Allah berfirman, “Inilah suatu kitab”, yang agung yang diturunkan dengan mulia “yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi.” Yakni dengan sempurna dan bagus. Berita-beritanya jujur, perintah dan larangannya adil, lafazhnya fasih, maknanya indah “kemudian dijelaskan secara terperinci.” Yakni diterangkan dan diperjelas sebagai bentuk penjelasan yang paling tinggi, “yang diturunkan dari sisi Allah Yang Mahabijaksana.” Meletakkan segala sesuatu di tempatnya, mendudukannya pada posisinya, tidak memerintahkan dan melarang kecuali sesuai dengan tuntutan hikmahNya. “Lagi Mahatahu”, yang mengetahui lahir dan batin. Jika penataannya yang rapid an penjelasannya dari Allah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui, maka sesudah itu janganlah kamu bertanya tentang kebesaranNYa, keagunganNya dan pencakupanNya atas hikmah yang sempurna dan rahmat yang luas.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata آلر Aliif Laam Raa Ini adalah salah satu dari Huruf Muqatha’ah tertulis آلر dan dibaca, Aliif Laam Raa. أُحۡكِمَتۡ Uhkimat Tersusun, ditata dengan rapi dan sempurna, tidak ada cacat sedikit pun. فُصِّلَتۡ Fushshilat Penjelasan mengenai hukum, kisah, pelajaran, serta berbagai macam petunjuk. مِن لَّدُنۡ Mil ladun Dari sisi حَكِيمٍ خَبِيرٍ Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui, yaitu Allah jalla wa alaa. Makna Ayat Firman-Nya ta’ala آلر adalah termasuk ayat yang mutasyabih, sehingga sudah sepantasnya untuk menyerahkan maknanya kepada Allah, maka dikatakan “Allah lebih mengetahui maknanya.” Namun terdapat 2 faidah, yang pertama Bahwa Al-Qur’anul Karim—Allah menantang seluruh manusia untuk membuat yang semisalnya atau satu surat yang mirip—terdiri dari huruf ini آلم , آلر , طه, طس, حم, ق, ن, , maka buatlah yang semisal huruf-huruf ini jika kalian masih tidak mampu. Jika kalian tak mampu, ketahuilah bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah dan wahyu-Nya serta Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, maka berimanlah kalian. Yang kedua Ketika mereka enggan mendengarkan Al-Qur’an, bahkan mereka membuat kegaduhan ketika dibacakan Al-Qur’an dan mereka melarang penyebarannya, kemudian datang huruf-huruf ini yang menyelisihi keumuman bahasa serta dialek mereka, sehingga mereka terdorong untuk menyimaknya. Dan ketika mendengarnya, mereka tersentuh dan beriman dengannya. Inilah sebaik-baik faidah yang dimiliki Huruf Muqaththa’ah. Firman-Nya ta’ala كِتَٰبٌ أُحۡكِمَتۡ ءَايَٰتُهُۥ kitab yang agung ini Al-Qur’an terdiri dari huruf-huruf ini, tersusun dan tertata dengan sempurna tidak ada kesalahan sedikitpun, baik dari sisi susunan kata ataupun maknanya. Dan firman-Nya ثُمَّ فُصِّلَتْ Dijelaskan apa yang terkandung di dalamnya berupa hukum, syari’at, nasehat, aqidah, sastra serta akhlak, dan kandungan-kandungan yang tidak ada tandingannya dari kitab-kitab lain. Firman-Nya مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍ Yang Maha Bijaksana lagi Maha Teliti-lah yang menjelaskannya. Maha Bijaksana dalam pengaturan, syariat, hukum dan ketentuan-Nya. Maha Teliti akan keadaan hamba-hamba-Nya, urusan seluruh makhluk-Nya. Maka tidaklah kitab, hukum serta penjelasan-Nya, kecuali menjadi yang paling dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Hud ayat 1 Maksudnya diperinci atas beberapa macam, ada yang berbicara mengenai aqidah, ibadah, hukum, kisah, akhlak, ilmu pengetahuan, janji dan peringatan, nasehat, perumpamaan dan lain-lain. Dia meletakkan sesuatu pada tempatnya, menempatkan sesuatu pada posisinya, tidak memerintah dan melarang kecuali sesuai kebijaksanaan-Nya. Dia mengetahui yang nampak maupun yang tersembunyi. Oleh karena berasal dari sisi Allah yang Mahabijaksana lagi Maha Teliti, maka anda tidak perlu menanyakan tentang keagungan kitab itu serta kandungannya yang penuh hikmah dan rahmat.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 1Alif lam ra. Inilah kitab, Al-Qur'an yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi, terpelihara dari kekeliruan, kemudian kandungannya dijelaskan secara terperinci, ada yang mengenai tauhid, hukum, kisah, akhlak, ilmu pengetahuan, janji dan peringatan, dan lain lain, disusun surat demi surat, ayat demi ayat, yang diturunkan dari sisi Allah yang mahabijaksana dalam setiap keputusan-Nya, mahateliti dalam semua ketetapan-nAllah menurunkan ayat-ayat Al-Qur'an yang sangat indah dan tersusun rapi serta mendetail kandungannya, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku, Muhammad, adalah pemberi peringatan adanya siksa bagi orang-orang yang ingkar dan pembawa berita gembira dari-Nya, yakni surga untukmu wahai orang-orang yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah beraneka penafsiran dari berbagai ulama tafsir terkait isi dan arti surat Hud ayat 1 arab-latin dan artinya, semoga membawa manfaat bagi kita. Bantulah dakwah kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Halaman Tersering Dicari Kaji banyak topik yang tersering dicari, seperti surat/ayat Al-Baqarah 286, Yunus 40-41, Al-Mujadalah 11, Az-Zalzalah, At-Takatsur, Al-Baqarah 83. Ada pula An-Nur 2, Asy-Syams, Al-Isra 23, Al-Hujurat 12, Ali Imran, Al-Ma’idah 2. Al-Baqarah 286Yunus 40-41Al-Mujadalah 11Az-ZalzalahAt-TakatsurAl-Baqarah 83An-Nur 2Asy-SyamsAl-Isra 23Al-Hujurat 12Ali ImranAl-Ma’idah 2 Pencarian surat ke 2 ayat 172 latin dan artinya, quran surat al-qamar ayat 49, arrijalu qawwamuna alannisa, subhanalladzi kholaqol azwaaja kullaha artinya, latin surat al imran ayat 190-191 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawahBacajuga : Download Murottal Juz 30 Mp3 Lengkap. Demikianlah pembahasan mengenai surat al bayyinah ayat 5 meliputi teks latin dan arab serta artinya mufradat perkata dalam B. Indonesia, juga isi kandungan secara singkat pada ayat tersebut. Wallahu A'lam Bishawaab.
وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ Arab-Latin Wa aqimiṣ-ṣalāta ṭarafayin-nahāri wa zulafam minal-laīl, innal-ḥasanāti yuż-hibnas-sayyi`āt, żālika żikrā liż-żākirīnArtinya Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Hud 113 ✵ Hud 115 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Menarik Tentang Surat Hud Ayat 114 Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 114 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir menarik dari ayat ini. Terdapat variasi penjabaran dari beragam mufassirun terkait kandungan surat Hud ayat 114, di antaranya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan kerjakanlah shalat wahai Nabi, dengan cara sebaik-baiknya pada dua tepi siang, yaitu pagi dan sore hari, dan pada saat-saat malam hari, Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik akan menghapuskan dosa-dosa yang terdahulu dan menghilangkan pengaruh buruknya. Dan adanya perintah untuk mendirikan shalat dan penjelasan perbuatan-perbuatan baik akan melenyapkan perbuatan-perbuatan buruk memuat satu nasihat bagi orang yang mau mengambil pelajaran dan memikirkanya📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram114. Dan dirikanlah salat -wahai Rasul- dengan sebaik-baiknya di dua ujung siang, yaitu pagi dan petang hari. Dan dirikanlah salat di saat-saat tertentu di malam hari. Sesungguhnya amal perbuatan yang baik dapat menghapuskan dosa-dosa kecil. Hal tersebut merupakan nasihat bagi orang-orang yang mau menerima nasihat dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah114. Dan selalu dirikanlah shalat, kerjakanlah pada pagi dan petang hari, yaitu shalat subuh, dhuhur, dan ashar; dan kerjakanlah pada waktu malam untuk mendekatkan diri kepada Allah, yaitu shalat maghrib, isya’, dan shalat malam. Sesungguhnya dengan shalat dan seluruh amal kebaikan lainnya Allah menghapus kesalahan-kesalahan. Demikianlah pelajaran bagi orang-orang yang senantiasa mengambil pelajaran dan mendapat manfaat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah114. وَأَقِمِ الصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ النَّهَارِ Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang Yaitu shalat subuh dan ashar. Namun pendapat lain mengatakan, yakni shalat subuh dan maghrib. وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۚ dan pada bahagian permulaan daripada malam Yakni waktu shalat di malam hari. Atau yang dimaksud adalah shalat Isya’. إِنَّ الْحَسَنٰتِ Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu Dan diantaranya serta yang menjadi tiangnya adalah shalat. يُذْهِبْنَ السَّيِّـَٔاتِ ۚ menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk Perbuatan buruk secara umum. Pendapat lain mengatakan yakni menghapus dosa-dosa kecil saja, ia menghapusnya sampai seakan-akan tidak pernah dilakukan. ذٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذّٰكِرِينَ Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat Yakni menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah114. Dirikanlah shalat di waktu pagi dan siang, pagi dan sore, maksudnya adalah shalat subuh, ashar, dan zhuhur. Dan di sepanjang waktu malam secara mutlak, yaitu mencakup shalat maghrib dan isya’. Sesungguhnya mengerjakan kebaikan, salah satunya yaitu shalat lima waktu itu bisa menghilangkan atau melebur dosa-dosa kecil. Adapun dosa besar maka harus dilebur dengan bertaubat. Sebagian kalian melihat bahwa umumnya keburukan itu bisa dilebur dengan kebaikan. Hukum tersebut merupakan pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDirikanlah shalat pada kedua ujung hari} permulaan dan akhir siang {dan pada bagian-bagian} waktu-waktu {malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus haal-hal buruk. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat} pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaranMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H114 Allah memerintahkan untuk mendirikan shalat secara sempurna, ”pada kedua tepi siang pagi dan petang” yakni diawal dan diakhirnya, termasuk dalam hal ini shalat shubuh, zhuhur dan ashar. ”dan pada bagian permulaan dari malam” termasuk didalamnya shalat maghrib dan isya, dan itu juga mencakup shalat malam karena ia termasuk yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah. ”sesungguhnya perbuatan perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan perbuatan yang buruk” maksudnya, shalat lima waktu ini dan shalat shalat sunnah yang mengikutinya adalah termasuk kebaikan yang paling besar, di samping ia adalah kebaikan yang mendekatkan kepada Allah dan mengundang pahala Allah, ia juga menghapus keburukan dan menghilangkannya, yang dimaksud dengan itu adalah dosa dosa kecil sebagaimana hadits hadits shahih dari Nabi membatasinya demikian. Seperti sabda nabi, ”shalat lima waktu, shalat jum’at ke jum’at berikutnya Ramadhan ke ramadhan berikutnya adalah pelebur dosa yang terletak diantaranya, selama dosa dosa besar dijauhi” Bahkan seperti yang dikhusukan dalam surat An-Nisaa yaitu firman Allah ta'ala "jika kamu menjauhi dosa besar yang kalian dilarang darinya, kami akan hapus dosa-dosa mu dan kami masukan kamu ke tempat yang mulia" “itulah” bisa jadi isyaratnya kembali kepada semua yang disebutkan berupa istiqamah diatas jalan yang lurus, tidak melanggar dan melampaui batasnya, tidak rukun kepada orang orang zhalim, perintah menegakan shalat dan penjelasan bahwa kebaikan itu melenyapkan keburukan, semua itu adalah “peringatan bagi orang orang yang ingat” mereka memahami apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah dengannya, dan menaati perintah yang baik itu yang membuahkan kebaikan yang menangkal keburukan dan kejahatan.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ wa aqimish shalaah laksanakanlah shalat-shalat wajib. طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ tharafayinnahaari subuh pada awal yang pertama, kemudian zhuhur, ashar pada bagian kedua. وَزُلَفٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِۚ wa zulafam minal lail jam-jam malam, yaitu shalat maghrib dan isya. إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّئَِّاتِۚ innal hasanaati yudzhibnas sayyiaat pahala dari shalat lima waktu dapat menghapuskan dosa-dosa kecil yang terjadi di antara waktu shalat tersebut. ذَٰلِكَ ذِكۡرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ dzaalika dzikraa lidz dzaakiriin yang telah disebutkan dalam firman-Nya وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ “Tegakkanlah shalat.” Pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran. Makna ayat Ayat ini masih menceritakan arahan untuk Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan orang-orang beriman, serta petunjuk bagi mereka menuju kesempurnaan dan kebahagiaan. Allah ta’ala berfirman وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِۚ Dirikanlah shalat di waktu yang lima ini yaitu Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Tunaikanlah shalat dengan sempurna, sehingga ia menjadi kebaikan yang Allah akan menghapus dengannya keburukan. Firman-Nya ذَٰلِكَ perkara yang diperintahkan serta konsekuensinya, ذِكۡرَىٰ pelajaran لِلذَّٰكِرِينَ bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran. Pelajaran dari ayat • Penjelasan waktu-waktu shalat. Dua penghujung siang pagi, yaitu shalat Subuh, serta petang, yaitu shalat Zhuhur dan Ashar, dan permulaan malam yaitu shalat Maghrib dan Isya. • Pernjelasan ketentuan Allah ta’ala bahwa kebaikan menghapus keburukan, dan dalam hadits, “الصَّلَاةُ إِلىَ الصَّلاَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهَا مَا لَمْ تَغْشَ الكَبَائِرَ” “ Sholat ke sholat yang lain adalah penghapus dosa di antara keduanya.”📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Hud ayat 114 Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu, bahwa ada seorang laki-laki yang mencium seorang wanita, lalu laki-laki itu datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menceritakan hal itu, maka turunlah kepada Beliau ayat, “Dan dirikanlah shalat pada kedua ujung siang pagi dan petang dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat Allah.” Laki-laki itu berkata, “Apakah ayat ini untukku?” Beliau bersabda, “Untuk orang yang melakukan demikian di kalangan umatku.” Dalam riwayat Muslim dan para pemilik kitab sunan dari Ibnu Mas’ud disebutkan, “Ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mendapatkan seorang wanita di kebun, lalu aku berbuat segala sesuatu dengannya, hanyasaja aku tidak menjima’inya; aku mencium dan memeluknya. Oleh karena itu, lakukanlah terhadapku apa yang engkau kehendaki…dst.” Yakni shalat Subuh, Zhuhur dan Ashar. Yaitu Maghrib dan Isya. Termasuk ke dalamnya shalat malam, karena ia dapat mendekatkan diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala berdasarkan lafaz “wa zulafam minal lail.” Seperti shalat yang lima waktu dan shalat-shalat sunat. Yakni dosa-dosa kecil, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ » . “Shalat yang lima waktu, shalat Jum’at yang satu ke shalat Jum’at berikutnya, dan Ramadhan yang satu ke Ramadhan berikutnya mengapuskan dosa-dosa antara keduanya apabila ia menjauhi dosa-dosa besar.” HR. Muslim Kata “itu” di sini bisa tertuju kepada perintah-perintah sebelumnya, yaitu tetap istiqmah di atas jalan yang lurus, tidak melampaui batas, tidak cenderung kepada orang-orang zalim, mendirikan shalat dan penjelasan bahwa kebaikan-kebaikan dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan. Dengannya mereka dapat memahami perintah dan larangan Allah, dan mereka bisa mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang membuahkan kebaikan dan menghindarkan keburukan. Akan tetapi, perbuatan tersebut butuh usaha keras dari dalam diri manusia dan kesabaran, oleh karenanya pada ayat selanjutnya Allah memerintahkan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 114Setelah diperintahkan untuk istikamah dalam melaksanakan ajaran agama dan memiliki pendirian teguh, maka ayat berikut ini diperintahkan melaksanakan salat serta beramal saleh, karena amaliah tersebut dapat menghapus dosa-dosa kecil, sebagaimana firman-Nya dan laksanakanlah salat dengan teratur dan benar sesuai dengan ketentuan agama, baik syarat, rukun, dan sunah-sunahnya pada kedua ujung siang, yakni pagi dan petang atau salat subuh, zuhur dan asar dan pada bagian permulaan malam yaitu salat magrib, isya, dan salat sunah seperti tahajud dan witir. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu seperti salat sebagaimana disebutkan di atas, zakat, sedekah, zikir, istigfar, dan amal ibadah lainnya dapat menghapus kesalahan-kesalahan dan dosadosa kecil yang telah dilakukan, lantaran perbuatan itu tidak mudah dihindari. Adapun dosa besar, harus disertai dengan tobat yang tulus. Itulah peringatan yang sangat bermanfaat bagi orang-orang yang siap menerimanya dan selalu mengingat Allah. Dan selain mengerjakan salat, juga bersabarlah dalam menghadapi cobaan dan kesulitan ketika melaksanakan perintah Allah, karena tanpa kesabaran, amal ibadah terasa berat, terutama dalam hal beristikamah. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan sedikit pun pahala yang diberikan kepada orang yang berbuat kebaikan. Perintah bersabar pada ayat ini mencakup bersabar dalam melaksanakan perintah Allah, dan bersabar dalam menghindari perbuatan maksiat maupun bersabar dalam menghadapi ujian atau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah pelbagai penafsiran dari banyak ulama tafsir terhadap makna dan arti surat Hud ayat 114 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah untuk kita. Sokong usaha kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Paling Banyak Dilihat Nikmati ratusan topik yang paling banyak dilihat, seperti surat/ayat Al-Baqarah 286, Al-Ma’idah 2, Al-Isra 23, Al-Hujurat 12, Asy-Syams, Al-Baqarah 83. Serta Az-Zalzalah, At-Takatsur, Al-Mujadalah 11, Ali Imran, An-Nur 2, Yunus 40-41. Al-Baqarah 286Al-Ma’idah 2Al-Isra 23Al-Hujurat 12Asy-SyamsAl-Baqarah 83Az-ZalzalahAt-TakatsurAl-Mujadalah 11Ali ImranAn-Nur 2Yunus 40-41 Pencarian al araf latin, ar rahman ayat 14, wala tansa nasibaka minaddunya, surat at tahrim ayat 6 latin, innamal khomru wal maisiru Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
SuratHud ayat 47: Terhadap kelalaianku. Yakni tanpa ampunan Allah dan rahmat-Nya seorang hamba menjadi orang yang rugi. Nabi Nuh 'alaihis salam tidak mengetahui bahwa permohonannya agar anaknya yang kafir diselamatnya adalah haram, bahkan melakukan perkara yang dilarang Allah dalam firman-Nya, "Dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. 1 الۤرٰ ۗ كِتٰبٌ اُحْكِمَتْ اٰيٰتُهٗ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍۙ alif lām rā, kitābun uḥkimat āyātuhụ ṡumma fuṣṣilat mil ladun ḥakīmin khabīr Alif Lam Ra. Inilah Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah Yang Mahabijaksana, Mahateliti, 2 اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۗاِنَّنِيْ لَكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ وَّبَشِيْرٌۙ allā ta'budū illallāh, innanī lakum min-hu nażīruw wa basyīr agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku Muhammad adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira dari-Nya untukmu. 3 وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ ۗوَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ wa anistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yumatti'kum matā'an ḥasanan ilā ajalim musamman wa yu`ti kulla żī faḍlin faḍlah, wa in tawallau fa innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yauming kabīr Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar Kiamat. 4 اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ ۚوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ilallāhi marji'ukum, wa huwa 'alā kulli syai`ing qadīr Kepada Allah-lah kamu kembali. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. 5 اَلَآ اِنَّهُمْ يَثْنُوْنَ صُدُوْرَهُمْ لِيَسْتَخْفُوْا مِنْهُۗ اَلَا حِيْنَ يَسْتَغْشُوْنَ ثِيَابَهُمْ ۙيَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَۚ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ ۔ alā innahum yaṡnụna ṣudụrahum liyastakhfụ min-h, alā ḥīna yastagsyụna ṡiyābahum ya'lamu mā yusirrụna wa mā yu'linụn, innahụ 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr Ingatlah, sesungguhnya mereka orang-orang munafik memalingkan dada untuk menyembunyikan diri dari dia Muhammad. Ingatlah, ketika mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan, sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati. 6 ۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīn Dan tidak satupun makhluk bergerak bernyawa di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh. 7 وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ وَّكَانَ عَرْشُهٗ عَلَى الْمَاۤءِ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗوَلَىِٕنْ قُلْتَ اِنَّكُمْ مَّبْعُوْثُوْنَ مِنْۢ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُوْلَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَٓا اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ wa huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmiw wa kāna 'arsyuhụ 'alal-mā`i liyabluwakum ayyukum aḥsanu 'amalā, wa la`ing qulta innakum mab'ụṡụna mim ba'dil-mauti layaqụlannallażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata kepada penduduk Mekah, “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang kafir itu akan berkata, “Ini hanyalah sihir yang nyata.” 8 وَلَىِٕنْ اَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ اِلٰٓى اُمَّةٍ مَّعْدُوْدَةٍ لَّيَقُوْلُنَّ مَا يَحْبِسُهٗ ۗ اَلَا يَوْمَ يَأْتِيْهِمْ لَيْسَ مَصْرُوْفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ wa la`in akhkharnā 'an-humul-'ażāba ilā ummatim ma'dụdatil layaqụlunna mā yaḥbisuh, alā yauma ya`tīhim laisa maṣrụfan 'an-hum wa ḥāqa bihim mā kānụ bihī yastahzi`ụn Dan sungguh, jika Kami tangguhkan azab terhadap mereka sampai waktu yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata, “Apakah yang menghalanginya?” Ketahuilah, ketika azab itu datang kepada mereka, tidaklah dapat dielakkan oleh mereka. Mereka dikepung oleh azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya. 9 وَلَىِٕنْ اَذَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنٰهَا مِنْهُۚ اِنَّهٗ لَيَـُٔوْسٌ كَفُوْرٌ wa la`in ażaqnal-insāna minnā raḥmatan ṡumma naza'nāhā min-h, innahụ laya`ụsung kafụr Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian rahmat itu Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih. 10 وَلَىِٕنْ اَذَقْنٰهُ نَعْمَاۤءَ بَعْدَ ضَرَّاۤءَ مَسَّتْهُ لَيَقُوْلَنَّ ذَهَبَ السَّيِّاٰتُ عَنِّيْ ۗاِنَّهٗ لَفَرِحٌ فَخُوْرٌۙ wa la`in ażaqnāhu na'mā`a ba'da ḍarrā`a massat-hu layaqụlanna żahabas-sayyi`ātu 'annī, innahụ lafariḥun fakhụr Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, “Telah hilang bencana itu dariku.” Sesungguhnya dia merasa sangat gembira dan bangga, 11 اِلَّا الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ illallażīna ṣabarụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāt, ulā`ika lahum magfiratuw wa ajrung kabīr kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar. 12 فَلَعَلَّكَ تَارِكٌۢ بَعْضَ مَا يُوْحٰىٓ اِلَيْكَ وَضَاۤىِٕقٌۢ بِهٖ صَدْرُكَ اَنْ يَّقُوْلُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ اَوْ جَاۤءَ مَعَهٗ مَلَكٌ ۗاِنَّمَآ اَنْتَ نَذِيْرٌ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ ۗ fa la'allaka tārikum ba'ḍa mā yụḥā ilaika wa ḍā`iqum bihī ṣadruka ay yaqụlụ lau lā unzila 'alaihi kanzun au jā`a ma'ahụ malak, innamā anta nażīr, wallāhu 'alā kulli syai`iw wakīl Maka boleh jadi engkau Muhammad hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya, karena mereka akan mengatakan, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta kekayaan atau datang bersamanya malaikat?” Sungguh, engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara segala sesuatu. 13 اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗقُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهٖ مُفْتَرَيٰتٍ وَّادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ am yaqụlụnaftarāh, qul fa`tụ bi'asyri suwarim miṡlihī muftarayātiw wad'ụ manistaṭa'tum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn Bahkan mereka mengatakan, “Dia Muhammad telah membuat-buat Al-Qur'an itu.” Katakanlah, “Kalau demikian, datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya Al-Qur'an yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” 14 فَاِلَّمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اُنْزِلَ بِعِلْمِ اللّٰهِ وَاَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚفَهَلْ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ fa il lam yastajībụ lakum fa'lamū annamā unzila bi'ilmillāhi wa al lā ilāha illā huw, fa hal antum muslimụn Maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu, maka katakanlah, “Ketahuilah, bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri masuk Islam?” 15 مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْمَالَهُمْ فِيْهَا وَهُمْ فِيْهَا لَا يُبْخَسُوْنَ mang kāna yurīdul-ḥayātad-dun-yā wa zīnatahā nuwaffi ilaihim a'mālahum fīhā wa hum fīhā lā yubkhasụn Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan balasan penuh atas pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. 16 اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَيْسَ لَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا النَّارُ ۖوَحَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ulā`ikallażīna laisa lahum fil-ākhirati illan-nāru wa ḥabiṭa mā ṣana'ụ fīhā wa bāṭilum mā kānụ ya'malụn Itulah orang-orang yang tidak memperoleh sesuatu di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan di dunia dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan. 17 اَفَمَنْ كَانَ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖ وَيَتْلُوْهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰىٓ اِمَامًا وَّرَحْمَةًۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ مِنَ الْاَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهٗ فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْهُ اِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُوْنَ a fa mang kāna 'alā bayyinatim mir rabbihī wa yatlụhu syāhidum min-hu wa ming qablihī kitābu mụsā imāmaw wa raḥmah, ulā`ika yu`minụna bih, wa may yakfur bihī minal-aḥzābi fan-nāru mau'iduhụ fa lā taku fī miryatim min-hu innahul-ḥaqqu mir rabbika wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu`minụn Maka apakah orang-orang kafir itu sama dengan orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata Al-Qur'an dari Tuhannya, dan diikuti oleh saksi dari-Nya dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka beriman kepadanya Al-Qur'an. Barangsiapa mengingkarinya Al-Qur'an di antara kelompok-kelompok orang Quraisy, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur'an. Sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. 18 وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًاۗ اُولٰۤىِٕكَ يُعْرَضُوْنَ عَلٰى رَبِّهِمْ وَيَقُوْلُ الْاَشْهَادُ هٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلٰى رَبِّهِمْۚ اَلَا لَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الظّٰلِمِيْنَ ۙ wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każibā, ulā`ika yu'raḍụna 'alā rabbihim wa yaqụlul-asy-hādu hā`ulā`illażīna każabụ 'alā rabbihim, alā la'natullāhi 'alaẓ-ẓālimīn Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata, “Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap Tuhan mereka.” Ingatlah, laknat Allah ditimpakan kepada orang yang zalim, 19 الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَيَبْغُوْنَهَا عِوَجًاۗ وَهُمْ بِالْاٰخِرَةِ هُمْ كفِٰرُوْنَ allażīna yaṣuddụna 'an sabīlillāhi wa yabgụnahā 'iwajā, wa hum bil-ākhirati hum kāfirụn yaitu mereka yang menghalangi dari jalan Allah dan menghendaki agar jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang yang tidak percaya adanya hari akhirat. 20 اُولٰۤىِٕكَ لَمْ يَكُوْنُوْا مُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ ۘ يُضٰعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ ۗمَا كَانُوْا يَسْتَطِيْعُوْنَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوْا يُبْصِرُوْنَ ulā`ika lam yakụnụ mu'jizīna fil-arḍi wa mā kāna lahum min dụnillāhi min auliyā`, yuḍā'afu lahumul-'ażāb, mā kānụ yastaṭī'ụnas-sam'a wa mā kānụ yubṣirụn Mereka tidak mampu menghalangi siksaan Allah di bumi, dan tidak akan ada bagi mereka penolong selain Allah. Azab itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka tidak mampu mendengar kebenaran dan tidak dapat melihatnya. 21 اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ulā`ikallażīna khasirū anfusahum wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn Mereka itulah orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. 22 لَاجَرَمَ اَنَّهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ هُمُ الْاَخْسَرُوْنَ lā jarama annahum fil-ākhirati humul-akhsarụn Pasti mereka itu menjadi orang yang paling rugi di akhirat. 23 اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَاَخْبَتُوْٓا اِلٰى رَبِّهِمْۙ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ innallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa akhbatū ilā rabbihim ulā`ika aṣ-ḥābul-jannah, hum fīhā khālidụn Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan merendahkan diri kepada Tuhan, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. 24 ۞ مَثَلُ الْفَرِيْقَيْنِ كَالْاَعْمٰى وَالْاَصَمِّ وَالْبَصِيْرِ وَالسَّمِيْعِۗ هَلْ يَسْتَوِيٰنِ مَثَلًا ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ maṡalul-farīqaini kal-a'mā wal-aṣammi wal-baṣīri was-samī', hal yastawiyāni maṡalā, a fa lā tażakkarụn Perumpamaan kedua golongan orang kafir dan mukmin, seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Samakah kedua golongan itu? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran? 25 وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖٓ اِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ ۙ wa laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī innī lakum nażīrum mubīn Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dia berkata, “Sungguh, aku ini adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, 26 اَنْ لَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۖاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ اَلِيْمٍ al lā ta'budū illallāh, innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yaumin alīm agar kamu tidak menyembah selain Allah. Aku benar-benar khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang sangat pedih.” 27 فَقَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖ مَا نَرٰىكَ اِلَّا بَشَرًا مِّثْلَنَا وَمَا نَرٰىكَ اتَّبَعَكَ اِلَّا الَّذِيْنَ هُمْ اَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِۚ وَمَا نَرٰى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍۢ بَلْ نَظُنُّكُمْ كٰذِبِيْنَ fa qālal-mala`ullażīna kafarụ ming qaumihī mā narāka illā basyaram miṡlanā wa mā narākattaba'aka illallażīna hum arāżilunā bādiyar-ra`y, wa mā narā lakum 'alainā min faḍlim bal naẓunnukum kāżibīn Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari kaumnya, “Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia biasa seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah orang pendusta.” 28 قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَاٰتٰىنِيْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِهٖ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْۗ اَنُلْزِمُكُمُوْهَا وَاَنْتُمْ لَهَا كٰرِهُوْنَ qāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu 'alā bayyinatim mir rabbī wa ātānī raḥmatam min 'indihī fa 'ummiyat 'alaikum, a nulzimukumụhā wa antum lahā kārihụn Dia Nuh berkata, ”Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan rahmat itu disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya? 29 وَيٰقَوْمِ لَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًاۗ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ بِطَارِدِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ اِنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَلٰكِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُوْنَ wa yā qaumi lā as`alukum 'alaihi mālā, in ajriya illā 'alallāhi wa mā ana biṭāridillażīna āmanụ, innahum mulāqụ rabbihim wa lākinnī arākum qauman taj-halụn Dan wahai kaumku! Aku tidak meminta harta kepada kamu sebagai imbalan atas seruanku. Imbalanku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman. Sungguh, mereka akan bertemu dengan Tuhannya, dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh. 30 وَيٰقَوْمِ مَنْ يَّنْصُرُنِيْ مِنَ اللّٰهِ اِنْ طَرَدْتُّهُمْ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ wa yā qaumi may yanṣurunī minallāhi in ṭarattuhum, a fa lā tażakkarụn Dan wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mengusir mereka. Tidakkah kamu mengambil pelajaran? 31 وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَآ اَقُوْلُ اِنِّيْ مَلَكٌ وَّلَآ اَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ تَزْدَرِيْٓ اَعْيُنُكُمْ لَنْ يُّؤْتِيَهُمُ اللّٰهُ خَيْرًا ۗ اَللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ ۚاِنِّيْٓ اِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِيْنَ wa lā aqụlu lakum 'indī khazā`inullāhi wa lā a'lamul-gaiba wa lā aqụlu innī malakuw wa lā aqụlu lillażīna tazdarī a'yunukum lay yu`tiyahumullāhu khairā, allāhu a'lamu bimā fī anfusihim, innī iżal laminaẓ-ẓālimīn Dan aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang gaib, dan tidak pula mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat, dan aku tidak juga mengatakan kepada orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu, “Bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sungguh, jika demikian aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.” 32 قَالُوْا يٰنُوْحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَاَ كْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ qālụ yā nụḥu qad jādaltana fa akṡarta jidālana fa`tinā bimā ta'idunā ing kunta minaṣ-ṣādiqīn Mereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar.” 33 قَالَ اِنَّمَا يَأْتِيْكُمْ بِهِ اللّٰهُ اِنْ شَاۤءَ وَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ qāla innamā ya`tīkum bihillāhu in syā`a wa mā antum bimu'jizīn Dia Nuh menjawab, “Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri. 34 وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِيْٓ اِنْ اَرَدْتُّ اَنْ اَنْصَحَ لَكُمْ اِنْ كَانَ اللّٰهُ يُرِيْدُ اَنْ يُّغْوِيَكُمْ ۗهُوَ رَبُّكُمْ ۗوَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَۗ wa lā yanfa'ukum nuṣ-ḥī in arattu an anṣaḥa lakum ing kānallāhu yurīdu ay yugwiyakum, huwa rabbukum, wa ilaihi turja'ụn Dan nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin memberi nasihat kepadamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” 35 اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُۗ قُلْ اِنِ افْتَرَيْتُهٗ فَعَلَيَّ اِجْرَامِيْ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُجْرِمُوْنَ am yaqụlụnaftarāh, qul iniftaraituhụ fa 'alayya ijrāmī wa ana barī`um mimmā tujrimụn Bahkan mereka orang kafir berkata, “Dia cuma mengada-ada saja.” Katakanlah Muhammad, “Jika aku mengada-ada, akulah yang akan memikul dosanya, dan aku bebas dari dosa yang kamu perbuat.” 36 وَاُوْحِيَ اِلٰى نُوْحٍ اَنَّهٗ لَنْ يُّؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ اِلَّا مَنْ قَدْ اٰمَنَ فَلَا تَبْتَىِٕسْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَۖ wa ụḥiya ilā nụḥin annahụ lay yu`mina ming qaumika illā mang qad āmana fa lā tabta`is bimā kānụ yaf'alụn Dan diwahyukan kepada Nuh, “Ketahuilah tidak akan beriman di an-tara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman saja, karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat. 37 وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۚاِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ waṣna'il-fulka bi`a'yuninā wa waḥyinā wa lā tukhāṭibnī fillażīna ẓalamụ, innahum mugraqụn Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” 38 وَيَصْنَعُ الْفُلْكَۗ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَاٌ مِّنْ قَوْمِهٖ سَخِرُوْا مِنْهُ ۗقَالَ اِنْ تَسْخَرُوْا مِنَّا فَاِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُوْنَۗ wa yaṣna'ul-fulk, wa kullamā marra 'alaihi mala`um ming qaumihī sakhirụ min-h, qāla in taskharụ minnā fa innā naskharu mingkum kamā taskharụn Dan mulailah dia Nuh membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia Nuh berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka kami pun akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek kami. 39 فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ يُّخْزِيْهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيْمٌ fa saufa ta'lamụna may ya`tīhi 'ażābuy yukhzīhi wa yaḥillu 'alaihi 'ażābum muqīm Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan siapa yang akan ditimpa azab yang kekal.” 40 حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ قُلْنَا احْمِلْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ اٰمَنَ ۗوَمَآ اٰمَنَ مَعَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلٌ ḥattā iżā jā`a amrunā wa fārat-tannụru qulnaḥmil fīhā ming kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa 'alaihil-qaulu wa man āman, wa mā āmana ma'ahū illā qalīl Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur dapur telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya kapal itu dari masing-masing hewan sepasang jantan dan betina, dan juga keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan muatkan pula orang yang beriman.” Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit. 41 ۞ وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ wa qālarkabụ fīhā bismillāhi majrhā wa mursāhā, inna rabbī lagafụrur raḥīm Dan dia berkata, ”Naiklah kamu semua ke dalamnya kapal dengan menyebut nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” 42 وَهِيَ تَجْرِيْ بِهِمْ فِيْ مَوْجٍ كَالْجِبَالِۗ وَنَادٰى نُوْحُ ِۨابْنَهٗ وَكَانَ فِيْ مَعْزِلٍ يّٰبُنَيَّ ارْكَبْ مَّعَنَا وَلَا تَكُنْ مَّعَ الْكٰفِرِيْنَ wa hiya tajrī bihim fī maujing kal-jibāl, wa nādā nụḥunibnahụ wa kāna fī ma'ziliy yā bunayyarkam ma'anā wa lā takum ma'al-kāfirīn Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku! Naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.” 43 قَالَ سَاٰوِيْٓ اِلٰى جَبَلٍ يَّعْصِمُنِيْ مِنَ الْمَاۤءِ ۗقَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ ۚوَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِيْنَ qāla sa`āwī ilā jabaliy ya'ṣimunī minal-mā`, qāla lā 'āṣimal-yauma min amrillāhi illā mar raḥim, wa ḥāla bainahumal-mauju fa kāna minal-mugraqīn Dia anaknya menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia anak itu termasuk orang yang ditenggelamkan. 44 وَقِيْلَ يٰٓاَرْضُ ابْلَعِيْ مَاۤءَكِ وَيَا سَمَاۤءُ اَقْلِعِيْ وَغِيْضَ الْمَاۤءُ وَقُضِيَ الْاَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُوْدِيِّ وَقِيْلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ wa qīla yā arḍubla'ī mā`aki wa yā samā`u aqli'ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat 'alal-jụdiyyi wa qīla bu'dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit hujan! berhentilah.” Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, ”Binasalah orang-orang zalim.” 45 وَنَادٰى نُوْحٌ رَّبَّهٗ فَقَالَ رَبِّ اِنَّ ابْنِيْ مِنْ اَهْلِيْۚ وَاِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَاَنْتَ اَحْكَمُ الْحٰكِمِيْنَ wa nādā nụḥur rabbahụ fa qāla rabbi innabnī min ahlī, wa inna wa'dakal-ḥaqqu wa anta aḥkamul-ḥākimīn Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” 46 قَالَ يٰنُوْحُ اِنَّهٗ لَيْسَ مِنْ اَهْلِكَ ۚاِنَّهٗ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنِّيْٓ اَعِظُكَ اَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ qāla yā nụḥu innahụ laisa min ahlik, innahụ 'amalun gairu ṣāliḥin fa lā tas`alni mā laisa laka bihī 'ilm, innī a'iẓuka an takụna minal-jāhilīn Dia Allah berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui hakikatnya. Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang yang bodoh.” 47 قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ qāla rabbi innī a'ụżu bika an as`alaka mā laisa lī bihī 'ilm, wa illā tagfir lī wa tar-ḥamnī akum minal-khāsirīn Dia Nuh berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.” 48 قِيْلَ يٰنُوْحُ اهْبِطْ بِسَلٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اُمَمٍ مِّمَّنْ مَّعَكَ ۗوَاُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ qīla yā nụḥuhbiṭ bisalāmim minnā wa barakātin 'alaika wa 'alā umamim mim mam ma'ak, wa umamun sanumatti'uhum ṡumma yamassuhum minnā 'ażābun alīm Difirmankan, “Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat mukmin yang bersamamu. Dan ada umat-umat yang Kami beri kesenangan dalam kehidupan dunia, kemudian mereka akan ditimpa azab Kami yang pedih.” 49 تِلْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْغَيْبِ نُوْحِيْهَآ اِلَيْكَ ۚمَا كُنْتَ تَعْلَمُهَآ اَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هٰذَاۚ فَاصْبِرْۚ اِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِيْنَ tilka min ambā`il-gaibi nụḥīhā ilaīk, mā kunta ta'lamuhā anta wa lā qaumuka ming qabli hāżā, faṣbir, innal-'āqibata lil-muttaqīn Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu Muhammad; tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan yang baik adalah bagi orang yang bertakwa. 50 وَاِلٰى عَادٍ اَخَاهُمْ هُوْدًا ۗقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا مُفْتَرُوْنَ wa ilā 'ādin akhāhum hụdā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, in antum illā muftarụn Dan kepada kaum Ad Kami utus saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Selama ini kamu hanyalah mengada-ada. 51 يٰقَوْمِ لَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا ۗاِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى الَّذِيْ فَطَرَنِيْ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ yā qaumi lā as`alukum 'alaihi ajrā, in ajriya illā 'alallażī faṭaranī, a fa lā ta'qilụn Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas seruanku ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?” 52 وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ wa yā qaumistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yursilis-samā`a 'alaikum midrāraw wa yazidkum quwwatan ilā quwwatikum wa lā tatawallau mujrimīn Dan Hud berkata, “Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.” 53 قَالُوْا يٰهُوْدُ مَاجِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَّمَا نَحْنُ بِتَارِكِيْٓ اٰلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِيْنَ qālụ yā hụdu mā ji`tanā bibayyinatiw wa mā naḥnu bitārikī ālihatinā 'ang qaulika wa mā naḥnu laka bimu`minīn Mereka kaum Ad berkata, “Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidak akan mempercayaimu, 54 اِنْ نَّقُوْلُ اِلَّا اعْتَرٰىكَ بَعْضُ اٰلِهَتِنَا بِسُوْۤءٍ ۗقَالَ اِنِّيْٓ اُشْهِدُ اللّٰهَ وَاشْهَدُوْٓا اَنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ in naqụlu illa'tarāka ba'ḍu ālihatinā bisū`, qāla innī usy-hidullāha wasy-hadū annī barī`um mimmā tusyrikụn kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.” Dia Hud menjawab, “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, 55 مِنْ دُوْنِهٖ فَكِيْدُوْنِيْ جَمِيْعًا ثُمَّ لَا تُنْظِرُوْنِ min dụnihī fa kīdụnī jamī'an ṡumma lā tunẓirụn dengan yang lain, sebab itu jalankanlah semua tipu dayamu terhadapku dan jangan kamu tunda lagi. 56 اِنِّيْ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللّٰهِ رَبِّيْ وَرَبِّكُمْ ۗمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ اِلَّا هُوَ اٰخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ innī tawakkaltu 'alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī 'alā ṣirāṭim mustaqīm Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu pun makhluk bergerak yang bernyawa melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya menguasainya. Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus adil. 57 فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ مَّآ اُرْسِلْتُ بِهٖٓ اِلَيْكُمْ ۗوَيَسْتَخْلِفُ رَبِّيْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۗ وَلَا تَضُرُّوْنَهٗ شَيْـًٔا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ fa in tawallau fa qad ablagtukum mā ursiltu bihī ilaikum, wa yastakhlifu rabbī qauman gairakum, wa lā taḍurrụnahụ syai`ā, inna rabbī 'alā kulli syai`in ḥafīẓ Maka jika kamu berpaling, maka sungguh, aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.” 58 وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُوْدًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَنَجَّيْنٰهُمْ مِّنْ عَذَابٍ غَلِيْظٍ wa lammā jā`a amrunā najjainā hụdaw wallażīna āmanụ ma'ahụ biraḥmatim minnā, wa najjaināhum min 'ażābin galīẓ Dan ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami. Kami selamatkan pula mereka di akhirat dari azab yang berat. 59 وَتِلْكَ عَادٌ ۖجَحَدُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهٗ وَاتَّبَعُوْٓا اَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيْدٍ wa tilka 'ādun jaḥadụ bi`āyāti rabbihim wa 'aṣau rusulahụ wattaba'ū amra kulli jabbārin 'anīd Dan itulah kisah kaum Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan. Mereka mendurhakai rasul-rasul-Nya dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi durhaka. 60 وَاُتْبِعُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَّيَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اَلَآ اِنَّ عَادًا كَفَرُوْا رَبَّهُمْ ۗ اَلَا بُعْدًا لِّعَادٍ قَوْمِ هُوْدٍ wa utbi'ụ fī hāżihid-dun-yā la'nataw wa yaumal-qiyāmah, alā inna 'ādang kafarụ rabbahum, alā bu'dal li'āding qaumi hụd Dan mereka selalu diikuti dengan laknat di dunia ini dan begitu pula di hari Kiamat. Ingatlah, kaum Ad itu ingkar kepada Tuhan mereka. Sungguh, binasalah kaum Ad, umat Hud itu, 61 ۞ وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, huwa ansya`akum minal-arḍi wasta'marakum fīhā fastagfirụhu ṡumma tụbū ilaīh, inna rabbī qarībum mujīb dan kepada kaum samud Kami utus saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi tanah dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat rahmat-Nya dan memperkenankan doa hamba-Nya.” 62 قَالُوْا يٰصٰلِحُ قَدْ كُنْتَ فِيْنَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هٰذَآ اَتَنْهٰىنَآ اَنْ نَّعْبُدَ مَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَا وَاِنَّنَا لَفِيْ شَكٍّ مِّمَّا تَدْعُوْنَآ اِلَيْهِ مُرِيْبٍ qālụ yā ṣāliḥu qad kunta fīnā marjuwwang qabla hāżā a tan-hānā an na'buda mā ya'budu ābā`unā wa innanā lafī syakkim mimmā tad'ụnā ilaihi murīb Mereka kaum samud berkata, “Wahai Saleh! Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang di harapkan, mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan terhadap apa agama yang engkau serukan kepada kami.” 63 قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْۗ وَاٰتٰىنِيْ مِنْهُ رَحْمَةً فَمَنْ يَّنْصُرُنِيْ مِنَ اللّٰهِ اِنْ عَصَيْتُهٗ ۗفَمَا تَزِيْدُوْنَنِيْ غَيْرَ تَخْسِيْرٍ qāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu 'alā bayyinatim mir rabbī, wa ātānī min-hu raḥmatan fa may yanṣurunī minallāhi in 'aṣaituh, fa mā tazīdụnanī gaira takhsīr Dia Saleh berkata, “Wahai kaumku! Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat kenabian dari-Nya, maka siapa yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mendurhakai-Nya? Maka kamu hanya akan menambah kerugian kepadaku. 64 وَيٰقَوْمِ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَكُمْ اٰيَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ فِيْٓ اَرْضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيْبٌ wa yā qaumi hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum 'ażābung qarīb Dan wahai kaumku! Inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa azab.” 65 فَعَقَرُوْهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوْا فِيْ دَارِكُمْ ثَلٰثَةَ اَيَّامٍ ۗذٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوْبٍ fa 'aqarụhā fa qāla tamatta'ụ fī dārikum ṡalāṡata ayyām, żālika wa'dun gairu makżụb Maka mereka menyembelih unta itu, kemudian dia Saleh berkata, “Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” 66 فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا صٰلِحًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِىِٕذٍ ۗاِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ fa lammā jā`a amrunā najjainā ṣāliḥaw wallażīna āmanụ ma'ahụ biraḥmatim minnā wa min khizyi yaumi`iż, inna rabbaka huwal-qawiyyul-'azīz Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami dan Kami selamatkan dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu, Dia Mahakuat, Mahaperkasa. 67 وَاَخَذَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ wa akhażallażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥụ fī diyārihim jāṡimīn Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya. 68 كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَا ۗ اَلَآ اِنَّ ثَمُوْدَا۠ كَفَرُوْا رَبَّهُمْ ۗ اَلَا بُعْدًا لِّثَمُوْدَ ka`al lam yagnau fīhā, alā inna ṡamụda kafarụ rabbahum, alā bu'dal liṡamụd Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, kaum samud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum samud. 69 وَلَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُنَآ اِبْرٰهِيْمَ بِالْبُشْرٰى قَالُوْا سَلٰمًا ۖقَالَ سَلٰمٌ فَمَا لَبِثَ اَنْ جَاۤءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ wa laqad jā`at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā qālụ salāmā, qāla salāmun fa mā labiṡa an jā`a bi'ijlin ḥanīż Dan para utusan Kami para malaikat telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia Ibrahim menjawab, “Selamat atas kamu.” Ma-ka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. 70 فَلَمَّا رَاٰىٓ اَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ اِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَاَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً ۗقَالُوْا لَا تَخَفْ اِنَّآ اُرْسِلْنَآ اِلٰى قَوْمِ لُوْطٍۗ fa lammā ra`ā aidiyahum lā taṣilu ilaihi nakirahum wa aujasa min-hum khīfah, qālụ lā takhaf innā ursilnā ilā qaumi lụṭ Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia Ibrahim mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka malaikat berkata, “Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut.” 71 وَامْرَاَتُهٗ قَاۤىِٕمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنٰهَا بِاِسْحٰقَۙ وَمِنْ وَّرَاۤءِ اِسْحٰقَ يَعْقُوْبَ wamra`atuhụ qā`imatun fa ḍaḥikat fa basysyarnāhā bi`is-ḥāqa wa miw warā`i is-ḥāqa ya'qụb Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang kelahiran Ishak dan setelah Ishak akan lahir Yakub. 72 قَالَتْ يٰوَيْلَتٰىٓ ءَاَلِدُ وَاَنَا۠ عَجُوْزٌ وَّهٰذَا بَعْلِيْ شَيْخًا ۗاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عَجِيْبٌ qālat yā wailatā a alidu wa ana 'ajụzuw wa hāżā ba'lī syaikhā, inna hāżā lasyai`un 'ajīb Dia istrinya berkata, “Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang ajaib.” 73 قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهُ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ qālū a ta'jabīna min amrillāhi raḥmatullāhi wa barakātuhụ 'alaikum ahlal-baīt, innahụ ḥamīdum majīd Mereka para malaikat berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? Itu adalah rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih.” 74 فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ اِبْرٰهِيْمَ الرَّوْعُ وَجَاۤءَتْهُ الْبُشْرٰى يُجَادِلُنَا فِيْ قَوْمِ لُوْطٍ fa lammā żahaba 'an ibrāhīmar-rau'u wa jā`at-hul-busyrā yujādilunā fī qaumi lụṭ Maka ketika rasa takut hilang dari Ibrahim dan kabar gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal jawab dengan para malaikat Kami tentang kaum Lut. 75 اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَحَلِيْمٌ اَوَّاهٌ مُّنِيْبٌ inna ibrāhīma laḥalīmun awwāhum munīb Ibrahim sungguh penyantun, lembut hati dan suka kembali kepada Allah. 76 يٰٓاِبْرٰهِيْمُ اَعْرِضْ عَنْ هٰذَا ۚاِنَّهٗ قَدْ جَاۤءَ اَمْرُ رَبِّكَۚ وَاِنَّهُمْ اٰتِيْهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُوْدٍ yā ibrāhīmu a'riḍ 'an hāżā, innahụ qad jā`a amru rabbik, wa innahum ātīhim 'ażābun gairu mardụd Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah perbincangan ini, sungguh, ketetapan Tuhanmu telah datang, dan mereka itu akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak. 77 وَلَمَّا جَاۤءَتْ رُسُلُنَا لُوْطًا سِيْۤءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَّقَالَ هٰذَا يَوْمٌ عَصِيْبٌ wa lammā jā`at rusulunā lụṭan sī`a bihim wa ḍāqa bihim żar'aw wa qāla hāżā yaumun 'aṣīb Dan ketika para utusan Kami para malaikat itu datang kepada Lut, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena kedatangannya. Dia Lut berkata, “Ini hari yang sangat sulit.” 78 وَجَاۤءَهٗ قَوْمُهٗ يُهْرَعُوْنَ اِلَيْهِۗ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۗ قَالَ يٰقَوْمِ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنَاتِيْ هُنَّ اَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَلَا تُخْزُوْنِ فِيْ ضَيْفِيْۗ اَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَّشِيْدٌ wa jā`ahụ qaumuhụ yuhra'ụna ilaīh, wa ming qablu kānụ ya'malụnas-sayyi`āt, qāla yā qaumi hā`ulā`i banatī hunna aṭ-haru lakum fattaqullāha wa lā tukhzụni fī ḍaifī, a laisa mingkum rajulur rasyīd Dan kaumnya segera datang kepadanya. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku! Inilah putri-putri negeriku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan namaku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?” 79 قَالُوْا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِيْ بَنٰتِكَ مِنْ حَقٍّۚ وَاِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيْدُ qālụ laqad 'alimta mā lanā fī banātika min ḥaqq, wa innaka lata'lamu mā nurīd Mereka menjawab, “Sesungguhnya eng-kau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan syahwat terhadap putri-putrimu; dan engkau tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.” 80 قَالَ لَوْ اَنَّ لِيْ بِكُمْ قُوَّةً اَوْ اٰوِيْٓ اِلٰى رُكْنٍ شَدِيْدٍ qāla lau anna lī bikum quwwatan au āwī ilā ruknin syadīd Dia Lut berkata, “Sekiranya aku mempunyai kekuatan untuk menolakmu atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat tentu aku lakukan.” 81 قَالُوْا يٰلُوْطُ اِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَّصِلُوْٓا اِلَيْكَ فَاَسْرِ بِاَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ الَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ اَحَدٌ اِلَّا امْرَاَتَكَۗ اِنَّهٗ مُصِيْبُهَا مَآ اَصَابَهُمْ ۗاِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۗ اَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيْبٍ qālụ yā lụṭu innā rusulu rabbika lay yaṣilū ilaika fa asri bi`ahlika biqiṭ'im minal-laili wa lā yaltafit mingkum aḥadun illamra`atak, innahụ muṣībuhā mā aṣābahum, inna mau'idahumuṣ-ṣub-h, a laisaṣ-ṣub-ḥu biqarīb Mereka para malaikat berkata, “Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah beserta keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia juga akan ditimpa siksaan yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” 82 فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ مَّنْضُوْدٍ fa lammā jā`a amrunā ja'alnā 'āliyahā sāfilahā wa amṭarnā 'alaihā ḥijāratam min sijjīlim manḍụd Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Lut, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar, 83 مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَۗ وَمَا هِيَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ بِبَعِيْدٍ musawwamatan 'inda rabbik, wa mā hiya minaẓ-ẓālimīna biba'īd yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim. 84 ۞ وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗوَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ اِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ بِخَيْرٍ وَّاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيْطٍ wa ilā madyana akhāhum syu'aibā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, wa lā tangquṣul-mikyāla wal-mīzāna innī arākum bikhairiw wa innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yaumim muḥīṭ Dan kepada penduduk Madyan Kami utus saudara mereka, Syuaib. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik makmur. Dan sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang membinasakan Kiamat. 85 وَيٰقَوْمِ اَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ wa yā qaumi auful-mikyāla wal-mīzāna bil-qisṭi wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā`ahum wa lā ta'ṡau fil-arḍi mufsidīn Dan wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan jangan kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan. 86 بَقِيَّتُ اللّٰهِ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ەۚ وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ baqiyyatullāhi khairul lakum ing kuntum mu`minīn, wa mā ana 'alaikum biḥafīẓ Sisa yang halal dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.” 87 قَالُوْا يٰشُعَيْبُ اَصَلٰوتُكَ تَأْمُرُكَ اَنْ نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَآ اَوْ اَنْ نَّفْعَلَ فِيْٓ اَمْوَالِنَا مَا نَشٰۤؤُا ۗاِنَّكَ لَاَنْتَ الْحَلِيْمُ الرَّشِيْدُ qālụ yā syu'aibu a ṣalātuka ta`muruka an natruka mā ya'budu ābā`unā au an naf'ala fī amwālinā mā nasyā`, innaka la`antal-ḥalīmur-rasyīd Mereka berkata, “Wahai Syuaib! Apakah agamamu yang menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta kami menurut cara yang kami kehendaki? Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai.” 88 قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ qāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu 'alā bayyinatim mir rabbī wa razaqanī min-hu rizqan ḥasanaw wa mā urīdu an ukhālifakum ilā mā an-hākum 'an-h, in urīdu illal-iṣlāḥa mastaṭa't, wa mā taufīqī illā billāh, 'alaihi tawakkaltu wa ilaihi unīb Dia Syuaib berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik pantaskah aku menyalahi perintah-Nya? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud mendatangkan perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula aku kembali. 89 وَيٰقَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِيْٓ اَنْ يُّصِيْبَكُمْ مِّثْلُ مَآ اَصَابَ قَوْمَ نُوْحٍ اَوْ قَوْمَ هُوْدٍ اَوْ قَوْمَ صٰلِحٍ ۗوَمَا قَوْمُ لُوْطٍ مِّنْكُمْ بِبَعِيْدٍ wa yā qaumi lā yajrimannakum syiqāqī ay yuṣībakum miṡlu mā aṣāba qauma nụḥin au qauma hụdin au qauma ṣāliḥ, wa mā qaumu lụṭim mingkum biba'īd Dan wahai kaumku! Janganlah pertentangan antara aku dengan kamu menyebabkan kamu berbuat dosa, sehingga kamu ditimpa siksaan seperti yang menimpa kaum Nuh, kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Lut tidak jauh dari kamu. 90 وَاسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ رَحِيْمٌ وَّدُوْدٌ wastagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaīh, inna rabbī raḥīmuw wadụd Dan mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sungguh, Tuhanku Maha Penyayang, Maha Pengasih.” 91 قَالُوْا يٰشُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيْرًا مِّمَّا تَقُوْلُ وَاِنَّا لَنَرٰىكَ فِيْنَا ضَعِيْفًا ۗوَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنٰكَ ۖوَمَآ اَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيْزٍ qālụ yā syu'aibu mā nafqahu kaṡīram mimmā taqụlu wa innā lanarāka fīnā ḍa'īfā, walau lā rahṭuka larajamnāka wa mā anta 'alainā bi'azīz Mereka berkata, “Wahai Syuaib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang engkau katakan itu, sedang kenyataannya kami memandang engkau seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami telah merajam engkau, sedang engkau pun bukan seorang yang berpengaruh di lingkungan kami.” 92 قَالَ يٰقَوْمِ اَرَهْطِيْٓ اَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاتَّخَذْتُمُوْهُ وَرَاۤءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۗاِنَّ رَبِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ qāla yā qaumi a rahṭī a'azzu 'alaikum minallāh, wattakhażtumụhu warā`akum ẓihriyyā, inna rabbī bimā ta'malụna muḥīṭ Dia Syuaib menjawab, “Wahai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, bahkan Dia kamu tempatkan di belakangmu diabaikan? Ketahuilah sesungguhnya pengetahuan Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan. 93 وَيٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌ ۗسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ يُّخْزِيْهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌۗ وَارْتَقِبُوْٓا اِنِّيْ مَعَكُمْ رَقِيْبٌ wa yā qaumi'malụ 'alā makānatikum innī 'āmil, saufa ta'lamụna may ya`tīhi 'ażābuy yukhzīhi wa man huwa kāżib, wartaqibū innī ma'akum raqīb Dan wahai kaumku! Berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah! Sesungguhnya aku bersamamu adalah orang yang menunggu.” 94 وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَاَخَذَتِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ wa lammā jā`a amrunā najjainā syu'aibaw wallażīna āmanụ ma'ahụ biraḥmatim minnā, wa akhażatillażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥụ fī diyārihim jāṡimīn Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sedang orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya, 95 كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَا ۗ اَلَا بُعْدًا لِّمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُوْدُ ka`al lam yagnau fīhā, alā bu'dal limadyana kamā ba'idat ṡamụd seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, binasalah penduduk Madyan sebagaimana kaum samud juga telah binasa. 96 وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوْسٰى بِاٰيٰتِنَا وَسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍۙ wa laqad arsalnā mụsā bi`āyātinā wa sulṭānim mubīn Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda kekuasaan Kami dan bukti yang nyata, 97 اِلٰى فِرْعَوْنَ وَملَا۟ىِٕهٖ فَاتَّبَعُوْٓا اَمْرَ فِرْعَوْنَ ۚوَمَآ اَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيْدٍ ilā fir'auna wa mala`ihī fattaba'ū amra fir'aụn, wa mā amru fir'auna birasyīd Kepada Firaun dan para pemuka kaumnya, tetapi mereka mengikuti perintah Firaun, padahal perintah Firaun bukanlah perintah yang benar. 98 يَقْدُمُ قَوْمَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فَاَوْرَدَهُمُ النَّارَ ۗوَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُوْدُ yaqdumu qaumahụ yaumal-qiyāmati fa auradahumun-nār, wa bi`sal-wirdul-maurụd Dia Firaun berjalan di depan kaumnya di hari Kiamat, lalu membawa mereka masuk ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang dimasuki. 99 وَاُتْبِعُوْا فِيْ هٰذِهٖ لَعْنَةً وَّيَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُوْدُ wa utbi'ụ fī hāżihī la'nataw wa yaumal-qiyāmah, bi`sar-rifdul-marfụd Dan mereka diikuti dengan laknat di sini dunia dan begitu pula pada hari Kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. 100 ذٰلِكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْقُرٰى نَقُصُّهٗ عَلَيْكَ مِنْهَا قَاۤىِٕمٌ وَّحَصِيْدٌ żālika min ambā`il-qurā naquṣṣuhụ 'alaika min-hā qā`imuw wa ḥaṣīd Itulah beberapa berita tentang negeri-negeri yang telah dibinasakan yang Kami ceritakan kepadamu Muhammad. Di antara negeri-negeri itu sebagian masih ada bekas-bekasnya dan ada pula yang telah musnah. 101 وَمَا ظَلَمْنٰهُمْ وَلٰكِنْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَمَآ اَغْنَتْ عَنْهُمْ اٰلِهَتُهُمُ الَّتِيْ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ لَّمَّا جَاۤءَ اَمْرُ رَبِّكَۗ وَمَا زَادُوْهُمْ غَيْرَ تَتْبِيْبٍ wa mā ẓalamnāhum wa lākin ẓalamū anfusahum fa mā agnat 'an-hum ālihatuhumullatī yad'ụna min dụnillāhi min syai`il lammā jā`a amru rabbik, wa mā zādụhum gaira tatbīb Dan Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena itu tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka sesembahan yang mereka sembah selain Allah, ketika siksaan Tuhanmu datang. Sesembahan itu hanya menambah kebinasaan bagi mereka. 102 وَكَذٰلِكَ اَخْذُ رَبِّكَ اِذَآ اَخَذَ الْقُرٰى وَهِيَ ظَالِمَةٌ ۗاِنَّ اَخْذَهٗٓ اَلِيْمٌ شَدِيْدٌ wa każālika akhżu rabbika iżā akhażal-qurā wa hiya ẓālimah, inna akhżahū alīmun syadīd Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat. 103 اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ الْاٰخِرَةِ ۗذٰلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوْعٌۙ لَّهُ النَّاسُ وَذٰلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُوْدٌ inna fī żālika la`āyatal liman khāfa 'ażābal-ākhirah, żālika yaumum majmụ'ul lahun-nāsu wa żālika yaumum masy-hụd Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan untuk dihisab, dan itulah hari yang disaksikan oleh semua makhluk. 104 وَمَا نُؤَخِّرُهٗٓ اِلَّا لِاَجَلٍ مَّعْدُوْدٍۗ wa mā nu`akhkhiruhū illā li`ajalim ma'dụd Dan Kami tidak akan menunda, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan. 105 يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ اِلَّا بِاِذْنِهٖۚ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَّسَعِيْدٌ yauma ya`ti lā takallamu nafsun illā bi`iżnih, fa min-hum syaqiyyuw wa sa'īd Ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia. 106 فَاَمَّا الَّذِيْنَ شَقُوْا فَفِى النَّارِ لَهُمْ فِيْهَا زَفِيْرٌ وَّشَهِيْقٌۙ fa ammallażīna syaqụ fa fin-nāri lahum fīhā zafīruw wa syahīq Maka adapun orang-orang yang sengsara, maka tempatnya di dalam neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih, 107 خٰلِدِيْنَ فِيْهَا مَا دَامَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ اِلَّا مَا شَاۤءَ رَبُّكَۗ اِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُ khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā`a rabbuk, inna rabbaka fa''ālul limā yurīd mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain. Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. 108 ۞ وَاَمَّا الَّذِيْنَ سُعِدُوْا فَفِى الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا مَا دَامَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ اِلَّا مَا شَاۤءَ رَبُّكَۗ عَطَاۤءً غَيْرَ مَجْذُوْذٍ wa ammallażīna su'idụ fa fil-jannati khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā`a rabbuk, 'aṭā`an gaira majżụż Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga; mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain; sebagai karunia yang tidak ada putus-putusnya. 109 فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّمَّا يَعْبُدُ هٰٓؤُلَاۤءِ ۗمَا يَعْبُدُوْنَ اِلَّا كَمَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُهُمْ مِّنْ قَبْلُ ۗوَاِنَّا لَمُوَفُّوْهُمْ نَصِيْبَهُمْ غَيْرَ مَنْقُوْصٍ fa lā taku fī miryatim mimmā ya'budu hā`ulā`, mā ya'budụna illā kamā ya'budu ābā`uhum ming qabl, wa innā lamuwaffụhum naṣībahum gaira mangqụṣ Maka janganlah engkau Muhammad ragu-ragu tentang apa yang mereka sembah. Mereka menyembah sebagaimana nenek moyang mereka dahulu menyembah. Kami pasti akan menyempurnakan pembalasan terhadap mereka tanpa dikurangi sedikit pun. 110 وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ فَاخْتُلِفَ فِيْهِ ۗوَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۚوَاِنَّهُمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ wa laqad ātainā mụsal-kitāba fakhtulifa fīh, walau lā kalimatun sabaqat mir rabbika laquḍiya bainahum, wa innahum lafī syakkim min-hu murīb Dan sungguh, Kami telah memberikan Kitab Taurat kepada Musa, lalu diperselisihkannya. Dan kalau tidak ada ketetapan yang terdahulu dari Tuhanmu, niscaya telah dilaksanakan hukuman di antara mereka. Sungguh, mereka orang kafir Mekah benar-benar dalam kebimbangan dan keraguan terhadapnya Al-Qur'an. 111 وَاِنَّ كُلًّا لَّمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ اَعْمَالَهُمْ ۗاِنَّهٗ بِمَا يَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ wa inna kullal lammā layuwaffiyannahum rabbuka a'mālahum, innahụ bimā ya'malụna khabīr Dan sesungguhnya kepada masing-masing yang berselisih itu pasti Tuhanmu akan memberi balasan secara penuh atas perbuatan mereka. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap apa yang mereka kerjakan. 112 فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ fastaqim kamā umirta wa man tāba ma'aka wa lā taṭgau, innahụ bimā ta'malụna baṣīr Maka tetaplah engkau Muhammad di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. 113 وَلَا تَرْكَنُوْٓا اِلَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُۙ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ wa lā tarkanū ilallażīna ẓalamụ fa tamassakumun-nāru wa mā lakum min dụnillāhi min auliyā`a ṡumma lā tunṣarụn Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan. 114 وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذَّاكِرِيْنَ wa aqimiṣ-ṣalāta ṭarafayin-nahāri wa zulafam minal-laīl, innal-ḥasanāti yuż-hibnas-sayyi`āt, żālika żikrā liż-żākirīn Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang pagi dan petang dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat Allah. 115 وَاصْبِرْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ waṣbir fa innallāha lā yuḍī'u ajral-muḥsinīn Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. 116 فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُوْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ اُولُوْا بَقِيَّةٍ يَّنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِى الْاَرْضِ اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّنْ اَنْجَيْنَا مِنْهُمْ ۚوَاتَّبَعَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مَآ اُتْرِفُوْا فِيْهِ وَكَانُوْا مُجْرِمِيْنَ falau lā kāna minal-qurụni ming qablikum ulụ baqiyyatiy yan-hauna 'anil-fasādi fil-arḍi illā qalīlam mim man anjainā min-hum, wattaba'allażīna ẓalamụ mā utrifụ fīhi wa kānụ mujrimīn Maka mengapa tidak ada di antara umat-umat sebelum kamu orang yang mempunyai keutamaan yang melarang berbuat kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang yang telah Kami selamatkan. Dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan. Dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. 117 وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا مُصْلِحُوْنَ wa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥụn Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. 118 وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلَا يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَۙ walau syā`a rabbuka laja'alan-nāsa ummataw wāḥidataw wa lā yazālụna mukhtalifīn Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, 119 اِلَّا مَنْ رَّحِمَ رَبُّكَ ۗوَلِذٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗوَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ illā mar raḥima rabbuk, wa liżālika khalaqahum, wa tammat kalimatu rabbika la`amla`anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajma'īn kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat keputusan Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya.” 120 وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ wa kullan naquṣṣu 'alaika min ambā`ir-rusuli mā nuṡabbitu bihī fu`ādaka wa jā`aka fī hāżihil-ḥaqqu wa mau'iẓatuw wa żikrā lil-mu`minīn Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu Muhammad, agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu segala kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman. 121 وَقُلْ لِّلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْۗ اِنَّا عٰمِلُوْنَۙ wa qul lillażīna lā yu`minụna'malụ 'alā makānatikum, innā 'āmilụn Dan katakanlah Muhammad kepada orang yang tidak beriman, “Berbuatlah menurut kedudukanmu; kami pun benar-benar akan berbuat, 122 وَانْتَظِرُوْاۚ اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ wantaẓirụ, innā muntaẓirụn dan tunggulah, sesungguhnya kami pun termasuk yang menunggu.” 123 وَلِلّٰهِ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاِلَيْهِ يُرْجَعُ الْاَمْرُ كُلُّهٗ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ wa lillāhi gaibus-samāwāti wal-arḍi wa ilaihi yurja'ul-amru kulluhụ fa'bud-hu wa tawakkal 'alaīh, wa mā rabbuka bigāfilin 'ammā ta'malụn Dan milik Allah meliputi rahasia langit dan bumi dan kepada-Nya segala urusan dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan Tuhanmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. BerikutnyaSurat Yusuf Bacaansurat Hud latin, Arab dan terjemahan bahasa Indonesia. Belajar mengaji surah Hud lebih mudah dengan makna dan artinya. الٓر ۚ كِتَٰبٌ أُحْكِمَتْ ءَايَٰتُهُۥ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍArab-Latin alif lām rā, kitābun uḥkimat āyātuhụ ṡumma fuṣṣilat mil ladun ḥakīmin khabīrArtinya 1. Alif laam raa, inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّا ٱللَّهَ ۚ إِنَّنِى لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌallā ta’budū illallāh, innanī lakum min-hu nażīruw wa basyīr2. agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku Muhammad adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,وَأَنِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِى فَضْلٍ فَضْلَهُۥ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍwa anistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yumatti’kum matā’an ḥasanan ilā ajalim musamman wa yu`ti kulla żī faḍlin faḍlah, wa in tawallau fa innī akhāfu alaikum ażāba yauming kabīr3. dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. Jika kamu mengerjakan yang demikian, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik terus menerus kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan balasan keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌilallāhi marji’ukum, wa huwa alā kulli syai`ing qadīr4. Kepada Allah-lah kembalimu, dan Dia Maha Kuasa atas segala إِنَّهُمْ يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُوا۟ مِنْهُ ۚ أَلَا حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِalā innahum yaṡnụna ṣudụrahum liyastakhfụ min-h, alā ḥīna yastagsyụna ṡiyābahum ya’lamu mā yusirrụna wa mā yu’linụn, innahụ alīmum biżātiṣ-ṣudụr5. Ingatlah, sesungguhnya orang munafik itu memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya Muhammad. Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍwa mā min dābbatin fil-arḍi illā alallāhi rizquhā wa ya’lamu mustaqarrahā wa mustauda’ahā, kullun fī kitābim mubīn6. Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh mahfuzh.وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُۥ عَلَى ٱلْمَآءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَلَئِن قُلْتَ إِنَّكُم مَّبْعُوثُونَ مِنۢ بَعْدِ ٱلْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّبِينٌwa huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmiw wa kāna arsyuhụ alal-mā`i liyabluwakum ayyukum aḥsanu amalā, wa la`ing qulta innakum mab’ụṡụna mim ba’dil-mauti layaqụlannallażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn7. Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya sebelum itu di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata kepada penduduk Mekah “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”.وَلَئِنْ أَخَّرْنَا عَنْهُمُ ٱلْعَذَابَ إِلَىٰٓ أُمَّةٍ مَّعْدُودَةٍ لَّيَقُولُنَّ مَا يَحْبِسُهُۥٓ ۗ أَلَا يَوْمَ يَأْتِيهِمْ لَيْسَ مَصْرُوفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَwa la`in akhkharnā an-humul-ażāba ilā ummatim ma’dụdatil layaqụlunna mā yaḥbisuh, alā yauma ya`tīhim laisa maṣrụfan an-hum wa ḥāqa bihim mā kānụ bihī yastahzi`ụn8. Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata “Apakah yang menghalanginya?” lngatlah, diwaktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu أَذَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَٰهَا مِنْهُ إِنَّهُۥ لَيَـُٔوسٌ كَفُورٌwa la`in ażaqnal-insāna minnā raḥmatan ṡumma naza’nāhā min-h, innahụ laya`ụsung kafụr9. Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat nikmat dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima أَذَقْنَٰهُ نَعْمَآءَ بَعْدَ ضَرَّآءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ ٱلسَّيِّـَٔاتُ عَنِّىٓ ۚ إِنَّهُۥ لَفَرِحٌ فَخُورٌwa la`in ażaqnāhu na’mā`a ba’da ḍarrā`a massat-hu layaqụlanna żahabas-sayyi`ātu annī, innahụ lafariḥun fakhụr10. Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata “Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku”; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga,إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌArab-Latin illallażīna ṣabarụ wa amiluṣ-ṣāliḥāt, ulā`ika lahum magfiratuw wa ajrung kabīrArtinya 11. kecuali orang-orang yang sabar terhadap bencana, dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang تَارِكٌۢ بَعْضَ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيْكَ وَضَآئِقٌۢ بِهِۦ صَدْرُكَ أَن يَقُولُوا۟ لَوْلَآ أُنزِلَ عَلَيْهِ كَنزٌ أَوْ جَآءَ مَعَهُۥ مَلَكٌ ۚ إِنَّمَآ أَنتَ نَذِيرٌ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌfa la’allaka tārikum ba’ḍa mā yụḥā ilaika wa ḍā`iqum bihī ṣadruka ay yaqụlụ lau lā unzila alaihi kanzun au jā`a ma’ahụ malak, innamā anta nażīr, wallāhu alā kulli syai`iw wakīl12. Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan “Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan kekayaan atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?” Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا۟ بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهِۦ مُفْتَرَيَٰتٍ وَٱدْعُوا۟ مَنِ ٱسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَam yaqụlụnaftarāh, qul fa`tụ bi’asyri suwarim miṡlihī muftarayātiw wad’ụ manistaṭa’tum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn13. Bahkan mereka mengatakan “Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu”, Katakanlah “Kalau demikian, maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup memanggilnya selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”.فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَكُمْ فَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَآ أُنزِلَ بِعِلْمِ ٱللَّهِ وَأَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَfa il lam yastajībụ lakum fa’lamū annamā unzila bi’ilmillāhi wa al lā ilāha illā huw, fa hal antum muslimụn14. Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu ajakanmu itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri kepada Allah?مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَmang kāna yurīdul-ḥayātad-dun-yā wa zīnatahā nuwaffi ilaihim a’mālahum fīhā wa hum fīhā lā yubkhasụn15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan ٱلَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا۟ فِيهَا وَبَٰطِلٌ مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَulā`ikallażīna laisa lahum fil-ākhirati illan-nāru wa ḥabiṭa mā ṣana’ụ fīhā wa bāṭilum mā kānụ ya’malụn16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِۦ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِن قَبْلِهِۦ كِتَٰبُ مُوسَىٰٓ إِمَامًا وَرَحْمَةً ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِهِۦ مِنَ ٱلْأَحْزَابِ فَٱلنَّارُ مَوْعِدُهُۥ ۚ فَلَا تَكُ فِى مِرْيَةٍ مِّنْهُ ۚ إِنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَa fa mang kāna alā bayyinatim mir rabbihī wa yatlụhu syāhidum min-hu wa ming qablihī kitābu mụsā imāmaw wa raḥmah, ulā`ika yu`minụna bih, wa may yakfur bihī minal-aḥzābi fan-nāru mau’iduhụ fa lā taku fī miryatim min-hu innahul-ḥaqqu mir rabbika wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu`minụn17. Apakah orang-orang kafir itu sama dengan orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata Al Quran dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi Muhammad dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka orang-orang Quraisy dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمْ وَيَقُولُ ٱلْأَشْهَٰدُ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَىٰ رَبِّهِمْ ۚ أَلَا لَعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَwa man aẓlamu mim maniftarā alallāhi każibā, ulā`ika yu’raḍụna alā rabbihim wa yaqụlul-asy-hādu hā`ulā`illażīna każabụ alā rabbihim, alā la’natullāhi alaẓ-ẓālimīn18. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata “Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka”. Ingatlah, kutukan Allah ditimpakan atas orang-orang yang zalim,ٱلَّذِينَ يَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُم بِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ كَٰفِرُونَallażīna yaṣuddụna an sabīlillāhi wa yabgụnahā iwajā, wa hum bil-ākhirati hum kāfirụn19. yaitu orang-orang yang menghalangi manusia dari jalan Allah dan menghendaki supaya jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari لَمْ يَكُونُوا۟ مُعْجِزِينَ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَ ۘ يُضَٰعَفُ لَهُمُ ٱلْعَذَابُ ۚ مَا كَانُوا۟ يَسْتَطِيعُونَ ٱلسَّمْعَ وَمَا كَانُوا۟ يُبْصِرُونَulā`ika lam yakụnụ mu’jizīna fil-arḍi wa mā kāna lahum min dụnillāhi min auliyā`, yuḍā’afu lahumul-ażāb, mā kānụ yastaṭī’ụnas-sam’a wa mā kānụ yubṣirụn20. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk mengazab mereka di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar kebenaran dan mereka selalu tidak dapat melihatnya.أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَArab-Latin ulā`ikallażīna khasirū anfusahum wa ḍalla an-hum mā kānụ yaftarụnArtinya 21. Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka جَرَمَ أَنَّهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ هُمُ ٱلْأَخْسَرُونَlā jarama annahum fil-ākhirati humul-akhsarụn22. Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَأَخْبَتُوٓا۟ إِلَىٰ رَبِّهِمْ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَinnallażīna āmanụ wa amiluṣ-ṣāliḥāti wa akhbatū ilā rabbihim ulā`ika aṣ-ḥābul-jannah, hum fīhā khālidụn23. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di مَثَلُ ٱلْفَرِيقَيْنِ كَٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْأَصَمِّ وَٱلْبَصِيرِ وَٱلسَّمِيعِ ۚ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَmaṡalul-farīqaini kal-a’mā wal-aṣammi wal-baṣīri was-samī’, hal yastawiyāni maṡalā, a fa lā tażakkarụn24. Perbandingan kedua golongan itu orang-orang kafir dan orang-orang mukmin, seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran daripada perbandingan itu?وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ إِنِّى لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌwa laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī innī lakum nażīrum mubīn25. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dia berkata “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,أَن لَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍal lā ta’budū illallāh, innī akhāfu alaikum ażāba yaumin alīm26. agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang sangat menyedihkan”.فَقَالَ ٱلْمَلَأُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَوْمِهِۦ مَا نَرَىٰكَ إِلَّا بَشَرًا مِّثْلَنَا وَمَا نَرَىٰكَ ٱتَّبَعَكَ إِلَّا ٱلَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِىَ ٱلرَّأْىِ وَمَا نَرَىٰ لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلٍۭ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَٰذِبِينَfa qālal-mala`ullażīna kafarụ ming qaumihī mā narāka illā basyaram miṡlanā wa mā narākattaba’aka illallażīna hum arāżilunā bādiyar-ra`y, wa mā narā lakum alainā min faḍlim bal naẓunnukum kāżibīn27. Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya “Kami tidak melihat kamu, melainkan sebagai seorang manusia biasa seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”.قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَءَاتَىٰنِى رَحْمَةً مِّنْ عِندِهِۦ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْ أَنُلْزِمُكُمُوهَا وَأَنتُمْ لَهَا كَٰرِهُونَqāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu alā bayyinatim mir rabbī wa ātānī raḥmatam min indihī fa ummiyat alaikum, a nulzimukumụhā wa antum lahā kārihụn28. Berkata Nuh “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?”وَيَٰقَوْمِ لَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ ۚ وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ۚ إِنَّهُم مُّلَٰقُوا۟ رَبِّهِمْ وَلَٰكِنِّىٓ أَرَىٰكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَwa yā qaumi lā as`alukum alaihi mālā, in ajriya illā alallāhi wa mā ana biṭāridillażīna āmanụ, innahum mulāqụ rabbihim wa lākinnī arākum qauman taj-halụn29. Dan dia berkata “Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu sebagai upah bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui”.وَيَٰقَوْمِ مَن يَنصُرُنِى مِنَ ٱللَّهِ إِن طَرَدتُّهُمْ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَwa yā qaumi may yanṣurunī minallāhi in ṭarattuhum, a fa lā tażakkarụn30. Dan dia berkata “Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ وَلَآ أَقُولُ إِنِّى مَلَكٌ وَلَآ أَقُولُ لِلَّذِينَ تَزْدَرِىٓ أَعْيُنُكُمْ لَن يُؤْتِيَهُمُ ٱللَّهُ خَيْرًا ۖ ٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا فِىٓ أَنفُسِهِمْ ۖ إِنِّىٓ إِذًا لَّمِنَ ٱلظَّٰلِمِينَArab-Latin wa lā aqụlu lakum indī khazā`inullāhi wa lā a’lamul-gaiba wa lā aqụlu innī malakuw wa lā aqụlu lillażīna tazdarī a’yunukum lay yu`tiyahumullāhu khairā, allāhu a’lamu bimā fī anfusihim, innī iżal laminaẓ-ẓālimīnArtinya 31. Dan aku tidak mengatakan kepada kamu bahwa “Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib”, dan tidak pula aku mengatakan “Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat”, dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu “Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka”. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang يَٰنُوحُ قَدْ جَٰدَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَٰلَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَqālụ yā nụḥu qad jādaltana fa akṡarta jidālana fa`tinā bimā ta’idunā ing kunta minaṣ-ṣādiqīn32. Mereka berkata “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُم بِهِ ٱللَّهُ إِن شَآءَ وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَqāla innamā ya`tīkum bihillāhu in syā`a wa mā antum bimu’jizīn33. Nuh menjawab “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan يَنفَعُكُمْ نُصْحِىٓ إِنْ أَرَدتُّ أَنْ أَنصَحَ لَكُمْ إِن كَانَ ٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يُغْوِيَكُمْ ۚ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَwa lā yanfa’ukum nuṣ-ḥī in arattu an anṣaḥa lakum ing kānallāhu yurīdu ay yugwiyakum, huwa rabbukum, wa ilaihi turja’ụn34. Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ إِنِ ٱفْتَرَيْتُهُۥ فَعَلَىَّ إِجْرَامِى وَأَنَا۠ بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُجْرِمُونَam yaqụlụnaftarāh, qul iniftaraituhụ fa alayya ijrāmī wa ana barī`um mimmā tujrimụn35. Malahan kaum Nuh itu berkata “Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja”. Katakanlah “Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat”.وَأُوحِىَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُۥ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلَّا مَن قَدْ ءَامَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَwa ụḥiya ilā nụḥin annahụ lay yu`mina ming qaumika illā mang qad āmana fa lā tabta`is bimā kānụ yaf’alụn36. Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman saja, karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka ٱلْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَٰطِبْنِى فِى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ ۚ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَwaṣna’il-fulka bi`a’yuninā wa waḥyinā wa lā tukhāṭibnī fillażīna ẓalamụ, innahum mugraqụn37. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ٱلْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِّن قَوْمِهِۦ سَخِرُوا۟ مِنْهُ ۚ قَالَ إِن تَسْخَرُوا۟ مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَwa yaṣna’ul-fulk, wa kullamā marra alaihi mala`um ming qaumihī sakhirụ min-h, qāla in taskharụ minnā fa innā naskharu mingkum kamā taskharụn38. Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh “Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami pun mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek kami.فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيمٌfa saufa ta’lamụna may ya`tīhi ażābuy yukhzīhi wa yaḥillu alaihi ażābum muqīm39. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal”.حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَمْرُنَا وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ قُلْنَا ٱحْمِلْ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوْجَيْنِ ٱثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيْهِ ٱلْقَوْلُ وَمَنْ ءَامَنَ ۚ وَمَآ ءَامَنَ مَعَهُۥٓ إِلَّا قَلِيلٌḥattā iżā jā`a amrunā wa fārat-tannụru qulnaḥmil fīhā ming kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa alaihil-qaulu wa man āman, wa mā āmana ma’ahū illā qalīl40. Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang jantan dan betina, dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan muatkan pula orang-orang yang beriman”. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali وَقَالَ ٱرْكَبُوا۟ فِيهَا بِسْمِ ٱللَّهِ مَجْر۪ىٰهَا وَمُرْسَىٰهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى لَغَفُورٌ رَّحِيمٌArab-Latin wa qālarkabụ fīhā bismillāhi majrhā wa mursāhā, inna rabbī lagafụrur raḥīmArtinya 41. Dan Nuh berkata “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya”. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha تَجْرِى بِهِمْ فِى مَوْجٍ كَٱلْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبْنَهُۥ وَكَانَ فِى مَعْزِلٍ يَٰبُنَىَّ ٱرْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلْكَٰفِرِينَwa hiya tajrī bihim fī maujing kal-jibāl, wa nādā nụḥunibnahụ wa kāna fī ma’ziliy yā bunayyarkam ma’anā wa lā takum ma’al-kāfirīn42. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil “Hai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”.قَالَ سَـَٔاوِىٓ إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِى مِنَ ٱلْمَآءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا ٱلْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُغْرَقِينَqāla sa`āwī ilā jabaliy ya’ṣimunī minal-mā`, qāla lā āṣimal-yauma min amrillāhi illā mar raḥim, wa ḥāla bainahumal-mauju fa kāna minal-mugraqīn43. Anaknya menjawab “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah saja Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَwa qīla yā arḍubla’ī mā`aki wa yā samā`u aqli’ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat alal-jụdiyyi wa qīla bu’dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn44. Dan difirmankan “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit hujan berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan “Binasalah orang-orang yang zalim”.وَنَادَىٰ نُوحٌ رَّبَّهُۥ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ٱبْنِى مِنْ أَهْلِى وَإِنَّ وَعْدَكَ ٱلْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ ٱلْحَٰكِمِينَwa nādā nụḥur rabbahụ fa qāla rabbi innabnī min ahlī, wa inna wa’dakal-ḥaqqu wa anta aḥkamul-ḥākimīn45. Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya”.قَالَ يَٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيْرُ صَٰلِحٍ ۖ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۖ إِنِّىٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَqāla yā nụḥu innahụ laisa min ahlik, innahụ amalun gairu ṣāliḥin fa lā tas`alni mā laisa laka bihī ilm, innī a’iẓuka an takụna minal-jāhilīn46. Allah berfirman “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu yang dijanjikan akan diselamatkan, sesungguhnya perbuatannya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan”.قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَqāla rabbi innī a’ụżu bika an as`alaka mā laisa lī bihī ilm, wa illā tagfir lī wa tar-ḥamnī akum minal-khāsirīn47. Nuh berkata Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui hakekatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi”.قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ ۚ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌqīla yā nụḥuhbiṭ bisalāmim minnā wa barakātin alaika wa alā umamim mim mam ma’ak, wa umamun sanumatti’uhum ṡumma yamassuhum minnā ażābun alīm48. Difirmankan “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat yang mukmin dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada pula umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka dalam kehidupan dunia, kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami”.تِلْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلْغَيْبِ نُوحِيهَآ إِلَيْكَ ۖ مَا كُنتَ تَعْلَمُهَآ أَنتَ وَلَا قَوْمُكَ مِن قَبْلِ هَٰذَا ۖ فَٱصْبِرْ ۖ إِنَّ ٱلْعَٰقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَtilka min ambā`il-gaibi nụḥīhā ilaīk, mā kunta ta’lamuhā anta wa lā qaumuka ming qabli hāżā, faṣbir, innal-āqibata lil-muttaqīn49. Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu Muhammad; tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥٓ ۖ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَwa ilā ādin akhāhum hụdā, qāla yā qaumi’budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, in antum illā muftarụn50. Dan kepada kaum Ad Kami utus saudara mereka, Huud. Ia berkata “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan لَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱلَّذِى فَطَرَنِىٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَArab-Latin yā qaumi lā as`alukum alaihi ajrā, in ajriya illā alallażī faṭaranī, a fa lā ta’qilụnArtinya 51. Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkannya?”وَيَٰقَوْمِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا۟ مُجْرِمِينَwa yā qaumistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yursilis-samā`a alaikum midrāraw wa yazidkum quwwatan ilā quwwatikum wa lā tatawallau mujrimīn52. Dan dia berkata “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”.قَالُوا۟ يَٰهُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِىٓ ءَالِهَتِنَا عَن قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَqālụ yā hụdu mā ji`tanā bibayyinatiw wa mā naḥnu bitārikī ālihatinā ang qaulika wa mā naḥnu laka bimu`minīn53. Kaum Ad berkata “Hai Huud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai نَّقُولُ إِلَّا ٱعْتَرَىٰكَ بَعْضُ ءَالِهَتِنَا بِسُوٓءٍ ۗ قَالَ إِنِّىٓ أُشْهِدُ ٱللَّهَ وَٱشْهَدُوٓا۟ أَنِّى بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَin naqụlu illa’tarāka ba’ḍu ālihatinā bisū`, qāla innī usy-hidullāha wasy-hadū annī barī`um mimmā tusyrikụn54. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu”. Huud menjawab “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,مِن دُونِهِۦ ۖ فَكِيدُونِى جَمِيعًا ثُمَّ لَا تُنظِرُونِmin dụnihī fa kīdụnī jamī’an ṡumma lā tunẓirụn55. dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍinnī tawakkaltu alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī alā ṣirāṭim mustaqīm56. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus”.فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقَدْ أَبْلَغْتُكُم مَّآ أُرْسِلْتُ بِهِۦٓ إِلَيْكُمْ ۚ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّى قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّونَهُۥ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَفِيظٌfa in tawallau fa qad ablagtukum mā ursiltu bihī ilaikum, wa yastakhlifu rabbī qauman gairakum, wa lā taḍurrụnahụ syai`ā, inna rabbī alā kulli syai`in ḥafīẓ57. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa amanat yang aku diutus untuk menyampaikannya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain dari kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَنَجَّيْنَٰهُم مِّنْ عَذَابٍ غَلِيظٍwa lammā jā`a amrunā najjainā hụdaw wallażīna āmanụ ma’ahụ biraḥmatim minnā, wa najjaināhum min ażābin galīẓ58. Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan pula mereka di akhirat dari azab yang عَادٌ ۖ جَحَدُوا۟ بِـَٔايَٰتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا۟ رُسُلَهُۥ وَٱتَّبَعُوٓا۟ أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍwa tilka ādun jaḥadụ bi`āyāti rabbihim wa aṣau rusulahụ wattaba’ū amra kulli jabbārin anīd59. Dan itulah kisah kaum Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang kebenaran.وَأُتْبِعُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ أَلَآ إِنَّ عَادًا كَفَرُوا۟ رَبَّهُمْ ۗ أَلَا بُعْدًا لِّعَادٍ قَوْمِ هُودٍwa utbi’ụ fī hāżihid-dun-yā la’nataw wa yaumal-qiyāmah, alā inna ādang kafarụ rabbahum, alā bu’dal li’āding qaumi hụd60. Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan begitu pula di hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum Ad itu kafir kepada Tuhan mereka. Ingatlah kebinasaanlah bagi kaum Ad yaitu kaum Huud وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَٰلِحًا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ وَٱسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَٱسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّى قَرِيبٌ مُّجِيبٌArab-Latin wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi’budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, huwa ansya`akum minal-arḍi wasta’marakum fīhā fastagfirụhu ṡumma tụbū ilaīh, inna rabbī qarībum mujībArtinya 61. Dan kepada Tsamud Kami utus saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi tanah dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya lagi memperkenankan doa hamba-Nya”.قَالُوا۟ يَٰصَٰلِحُ قَدْ كُنتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَٰذَآ ۖ أَتَنْهَىٰنَآ أَن نَّعْبُدَ مَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِى شَكٍّ مِّمَّا تَدْعُونَآ إِلَيْهِ مُرِيبٍqālụ yā ṣāliḥu qad kunta fīnā marjuwwang qabla hāżā a tan-hānā an na’buda mā ya’budu ābā`unā wa innanā lafī syakkim mimmā tad’ụnā ilaihi murīb62. Kaum Tsamud berkata “Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami”.قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَءَاتَىٰنِى مِنْهُ رَحْمَةً فَمَن يَنصُرُنِى مِنَ ٱللَّهِ إِنْ عَصَيْتُهُۥ ۖ فَمَا تَزِيدُونَنِى غَيْرَ تَخْسِيرٍqāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu alā bayyinatim mir rabbī, wa ātānī min-hu raḥmatan fa may yanṣurunī minallāhi in aṣaituh, fa mā tazīdụnanī gaira takhsīr63. Shaleh berkata “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat kenabian dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari azab Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain daripada هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمْ ءَايَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِىٓ أَرْضِ ٱللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌwa yā qaumi hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum ażābung qarīb64. Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat yang menunjukkan kebenaran untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat”.فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا۟ فِى دَارِكُمْ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍ ۖ ذَٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍfa aqarụhā fa qāla tamatta’ụ fī dārikum ṡalāṡata ayyām, żālika wa’dun gairu makżụb65. Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh “Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan”.فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَٰلِحًا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَمِنْ خِزْىِ يَوْمِئِذٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُfa lammā jā`a amrunā najjainā ṣāliḥaw wallażīna āmanụ ma’ahụ biraḥmatim minnā wa min khizyi yaumi`iż, inna rabbaka huwal-qawiyyul-azīz66. Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-Lah yang Maha Kuat lagi Maha ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دِيَٰرِهِمْ جَٰثِمِينَwa akhażallażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥụ fī diyārihim jāṡimīn67. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya,كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا۟ فِيهَآ ۗ أَلَآ إِنَّ ثَمُودَا۟ كَفَرُوا۟ رَبَّهُمْ ۗ أَلَا بُعْدًا لِّثَمُودَka`al lam yagnau fīhā, alā inna ṡamụda kafarụ rabbahum, alā bu’dal liṡamụd68. seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum جَآءَتْ رُسُلُنَآ إِبْرَٰهِيمَ بِٱلْبُشْرَىٰ قَالُوا۟ سَلَٰمًا ۖ قَالَ سَلَٰمٌ ۖ فَمَا لَبِثَ أَن جَآءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍwa laqad jā`at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā qālụ salāmā, qāla salāmun fa mā labiṡa an jā`a bi’ijlin ḥanīż69. Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami malaikat-malaikat telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan “Selamat”. Ibrahim menjawab “Selamatlah,” maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang رَءَآ أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً ۚ قَالُوا۟ لَا تَخَفْ إِنَّآ أُرْسِلْنَآ إِلَىٰ قَوْمِ لُوطٍfa lammā ra`ā aidiyahum lā taṣilu ilaihi nakirahum wa aujasa min-hum khīfah, qālụ lā takhaf innā ursilnā ilā qaumi lụṭ70. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah malaikat-ma]aikat yang diutus kepada kaum Luth”.وَٱمْرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَٰهَا بِإِسْحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَٰقَ يَعْقُوبَArab-Latin wamra`atuhụ qā`imatun fa ḍaḥikat fa basysyarnāhā bi`is-ḥāqa wa miw warā`i is-ḥāqa ya’qụbArtinya 71. Dan isterinya berdiri dibalik tirai lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang kelahiran Ishak dan dari Ishak akan lahir puteranya Ya’ يَٰوَيْلَتَىٰٓ ءَأَلِدُ وَأَنَا۠ عَجُوزٌ وَهَٰذَا بَعْلِى شَيْخًا ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَىْءٌ عَجِيبٌqālat yā wailatā a alidu wa ana ajụzuw wa hāżā ba’lī syaikhā, inna hāżā lasyai`un ajīb72. Isterinya berkata “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh”.قَالُوٓا۟ أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۖ رَحْمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَٰتُهُۥ عَلَيْكُمْ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ ۚ إِنَّهُۥ حَمِيدٌ مَّجِيدٌqālū a ta’jabīna min amrillāhi raḥmatullāhi wa barakātuhụ alaikum ahlal-baīt, innahụ ḥamīdum majīd73. Para malaikat itu berkata “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? Itu adalah rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah”.فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَٰهِيمَ ٱلرَّوْعُ وَجَآءَتْهُ ٱلْبُشْرَىٰ يُجَٰدِلُنَا فِى قَوْمِ لُوطٍfa lammā żahaba an ibrāhīmar-rau’u wa jā`at-hul-busyrā yujādilunā fī qaumi lụṭ74. Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan malaikat-malaikat Kami tentang kaum إِبْرَٰهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّٰهٌ مُّنِيبٌinna ibrāhīma laḥalīmun awwāhum munīb75. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada أَعْرِضْ عَنْ هَٰذَآ ۖ إِنَّهُۥ قَدْ جَآءَ أَمْرُ رَبِّكَ ۖ وَإِنَّهُمْ ءَاتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍyā ibrāhīmu a’riḍ an hāżā, innahụ qad jā`a amru rabbik, wa innahum ātīhim ażābun gairu mardụd76. Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat جَآءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِىٓءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَٰذَا يَوْمٌ عَصِيبٌwa lammā jā`at rusulunā lụṭan sī`a bihim wa ḍāqa bihim żar’aw wa qāla hāżā yaumun aṣīb77. Dan tatkala datang utusan-utusan Kami para malaikat itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata “Ini adalah hari yang amat sulit”.وَجَآءَهُۥ قَوْمُهُۥ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِن قَبْلُ كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ هَٰٓؤُلَآءِ بَنَاتِى هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ ۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِى ضَيْفِىٓ ۖ أَلَيْسَ مِنكُمْ رَجُلٌ رَّشِيدٌwa jā`ahụ qaumuhụ yuhra’ụna ilaīh, wa ming qablu kānụ ya’malụnas-sayyi`āt, qāla yā qaumi hā`ulā`i banatī hunna aṭ-haru lakum fattaqullāha wa lā tukhzụni fī ḍaifī, a laisa mingkum rajulur rasyīd78. Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan namaku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?”قَالُوا۟ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِى بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُqālụ laqad alimta mā lanā fī banātika min ḥaqq, wa innaka lata’lamu mā nurīd79. Mereka menjawab “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki”.قَالَ لَوْ أَنَّ لِى بِكُمْ قُوَّةً أَوْ ءَاوِىٓ إِلَىٰ رُكْنٍ شَدِيدٍqāla lau anna lī bikum quwwatan au āwī ilā ruknin syadīd80. Luth berkata “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan untuk menolakmu atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat tentu aku lakukan”.قَالُوا۟ يَٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُوٓا۟ إِلَيْكَ ۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ ٱلَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنكُمْ أَحَدٌ إِلَّا ٱمْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُۥ مُصِيبُهَا مَآ أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ ٱلصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ ٱلصُّبْحُ بِقَرِيبٍArab-Latin qālụ yā lụṭu innā rusulu rabbika lay yaṣilū ilaika fa asri bi`ahlika biqiṭ’im minal-laili wa lā yaltafit mingkum aḥadun illamra`atak, innahụ muṣībuhā mā aṣābahum, inna mau’idahumuṣ-ṣub-h, a laisaṣ-ṣub-ḥu biqarībArtinya 81. Para utusan malaikat berkata “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?”.فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّن سِجِّيلٍ مَّنضُودٍfa lammā jā`a amrunā ja’alnā āliyahā sāfilahā wa amṭarnā alaihā ḥijāratam min sijjīlim manḍụd82. Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah Kami balikkan, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ ۖ وَمَا هِىَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ بِبَعِيدٍmusawwamatan inda rabbik, wa mā hiya minaẓ-ẓālimīna biba’īd83. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ وَلَا تَنقُصُوا۟ ٱلْمِكْيَالَ وَٱلْمِيزَانَ ۚ إِنِّىٓ أَرَىٰكُم بِخَيْرٍ وَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيطٍwa ilā madyana akhāhum syu’aibā, qāla yā qaumi’budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, wa lā tangquṣul-mikyāla wal-mīzāna innī arākum bikhairiw wa innī akhāfu alaikum ażāba yaumim muḥīṭ84. Dan kepada penduduk Mad-yan Kami utus saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik mampu dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan kiamat”.وَيَٰقَوْمِ أَوْفُوا۟ ٱلْمِكْيَالَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَwa yā qaumi auful-mikyāla wal-mīzāna bil-qisṭi wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā`ahum wa lā ta’ṡau fil-arḍi mufsidīn85. Dan Syu’aib berkata “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat ٱللَّهِ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ۚ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيْكُم بِحَفِيظٍbaqiyyatullāhi khairul lakum ing kuntum mu`minīn, wa mā ana alaikum biḥafīẓ86. Sisa keuntungan dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu”قَالُوا۟ يَٰشُعَيْبُ أَصَلَوٰتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَآ أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِىٓ أَمْوَٰلِنَا مَا نَشَٰٓؤُا۟ ۖ إِنَّكَ لَأَنتَ ٱلْحَلِيمُ ٱلرَّشِيدُqālụ yā syu’aibu a ṣalātuka ta`muruka an natruka mā ya’budu ābā`unā au an naf’ala fī amwālinā mā nasyā`, innaka la`antal-ḥalīmur-rasyīd87. Mereka berkata “Hai Syu’aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal”.قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَرَزَقَنِى مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَآ أَنْهَىٰكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُqāla yā qaumi a ra`aitum ing kuntu alā bayyinatim mir rabbī wa razaqanī min-hu rizqan ḥasanaw wa mā urīdu an ukhālifakum ilā mā an-hākum an-h, in urīdu illal-iṣlāḥa mastaṭa’t, wa mā taufīqī illā billāh, alaihi tawakkaltu wa ilaihi unīb88. Syu’aib berkata “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik patutkah aku menyalahi perintah-Nya? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu dengan mengerjakan apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali mendatangkan perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan pertolongan Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِىٓ أَن يُصِيبَكُم مِّثْلُ مَآ أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَٰلِحٍ ۚ وَمَا قَوْمُ لُوطٍ مِّنكُم بِبَعِيدٍwa yā qaumi lā yajrimannakum syiqāqī ay yuṣībakum miṡlu mā aṣāba qauma nụḥin au qauma hụdin au qauma ṣāliḥ, wa mā qaumu lụṭim mingkum biba’īd89. Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku dengan kamu menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak pula jauh tempatnya dari رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّى رَحِيمٌ وَدُودٌwastagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaīh, inna rabbī raḥīmuw wadụd90. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha يَٰشُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِّمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَىٰكَ فِينَا ضَعِيفًا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَٰكَ ۖ وَمَآ أَنتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍArab-Latin qālụ yā syu’aibu mā nafqahu kaṡīram mimmā taqụlu wa innā lanarāka fīnā ḍa’īfā, walau lā rahṭuka larajamnāka wa mā anta alainā bi’azīzArtinya 91. Mereka berkata “Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami”.قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَهْطِىٓ أَعَزُّ عَلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَٱتَّخَذْتُمُوهُ وَرَآءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۖ إِنَّ رَبِّى بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌqāla yā qaumi a rahṭī a’azzu alaikum minallāh, wattakhażtumụhu warā`akum ẓihriyyā, inna rabbī bimā ta’malụna muḥīṭ92. Syu’aib menjawab “Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya pengetahuan Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan”.وَيَٰقَوْمِ ٱعْمَلُوا۟ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّى عَٰمِلٌ ۖ سَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَٰذِبٌ ۖ وَٱرْتَقِبُوٓا۟ إِنِّى مَعَكُمْ رَقِيبٌwa yā qaumi’malụ alā makānatikum innī āmil, saufa ta’lamụna may ya`tīhi ażābuy yukhzīhi wa man huwa kāżib, wartaqibū innī ma’akum raqīb93. Dan dia berkata “Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab Tuhan, sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu”.وَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَأَخَذَتِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دِيَٰرِهِمْ جَٰثِمِينَwa lammā jā`a amrunā najjainā syu’aibaw wallażīna āmanụ ma’ahụ biraḥmatim minnā, wa akhażatillażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥụ fī diyārihim jāṡimīn94. Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di لَّمْ يَغْنَوْا۟ فِيهَآ ۗ أَلَا بُعْدًا لِّمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُودُka`al lam yagnau fīhā, alā bu’dal limadyana kamā ba’idat ṡamụd95. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَا وَسُلْطَٰنٍ مُّبِينٍwa laqad arsalnā mụsā bi`āyātinā wa sulṭānim mubīn96. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda kekuasaan Kami dan mukjizat yang nyata,إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦ فَٱتَّبَعُوٓا۟ أَمْرَ فِرْعَوْنَ ۖ وَمَآ أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍilā fir’auna wa mala`ihī fattaba’ū amra fir’aụn, wa mā amru fir’auna birasyīd97. kepada Fir’aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah Fir’aun, padahal perintah Fir’aun sekali-kali bukanlah perintah yang قَوْمَهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ فَأَوْرَدَهُمُ ٱلنَّارَ ۖ وَبِئْسَ ٱلْوِرْدُ ٱلْمَوْرُودُyaqdumu qaumahụ yaumal-qiyāmati fa auradahumun-nār, wa bi`sal-wirdul-maurụd98. Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang فِى هَٰذِهِۦ لَعْنَةً وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ بِئْسَ ٱلرِّفْدُ ٱلْمَرْفُودُwa utbi’ụ fī hāżihī la’nataw wa yaumal-qiyāmah, bi`sar-rifdul-marfụd99. Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan begitu pula di hari kiamat. La’nat itu seburuk-buruk pemberian yang مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلْقُرَىٰ نَقُصُّهُۥ عَلَيْكَ ۖ مِنْهَا قَآئِمٌ وَحَصِيدٌżālika min ambā`il-qurā naquṣṣuhụ alaika min-hā qā`imuw wa ḥaṣīd100. Itu adalah sebahagian dan berita-berita negeri yang telah dibinasakan yang Kami ceritakan kepadamu Muhammad; di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada pula yang telah ظَلَمْنَٰهُمْ وَلَٰكِن ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ۖ فَمَآ أَغْنَتْ عَنْهُمْ ءَالِهَتُهُمُ ٱلَّتِى يَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ لَّمَّا جَآءَ أَمْرُ رَبِّكَ ۖ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍArab-Latin wa mā ẓalamnāhum wa lākin ẓalamū anfusahum fa mā agnat an-hum ālihatuhumullatī yad’ụna min dụnillāhi min syai`il lammā jā`a amru rabbik, wa mā zādụhum gaira tatbībArtinya 101. Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan أَخْذُ رَبِّكَ إِذَآ أَخَذَ ٱلْقُرَىٰ وَهِىَ ظَٰلِمَةٌ ۚ إِنَّ أَخْذَهُۥٓ أَلِيمٌ شَدِيدٌwa każālika akhżu rabbika iżā akhażal-qurā wa hiya ẓālimah, inna akhżahū alīmun syadīd102. Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ ٱلْءَاخِرَةِ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوعٌ لَّهُ ٱلنَّاسُ وَذَٰلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُودٌinna fī żālika la`āyatal liman khāfa ażābal-ākhirah, żālika yaumum majmụ’ul lahun-nāsu wa żālika yaumum masy-hụd103. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk menghadapinya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan oleh segala makhluk.وَمَا نُؤَخِّرُهُۥٓ إِلَّا لِأَجَلٍ مَّعْدُودٍwa mā nu`akhkhiruhū illā li`ajalim ma’dụd104. Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ فَمِنْهُمْ شَقِىٌّ وَسَعِيدٌyauma ya`ti lā takallamu nafsun illā bi`iżnih, fa min-hum syaqiyyuw wa sa’īd105. Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang ٱلَّذِينَ شَقُوا۟ فَفِى ٱلنَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌfa ammallażīna syaqụ fa fin-nāri lahum fīhā zafīruw wa syahīq106. Adapun orang-orang yang celaka, maka tempatnya di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih,خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُkhālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā`a rabbuk, inna rabbaka fa”ālul limā yurīd107. mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia وَأَمَّا ٱلَّذِينَ سُعِدُوا۟ فَفِى ٱلْجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۖ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍwa ammallażīna su’idụ fa fil-jannati khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā`a rabbuk, aṭā`an gaira majżụż108. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain; sebagai karunia yang tiada تَكُ فِى مِرْيَةٍ مِّمَّا يَعْبُدُ هَٰٓؤُلَآءِ ۚ مَا يَعْبُدُونَ إِلَّا كَمَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُهُم مِّن قَبْلُ ۚ وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمْ نَصِيبَهُمْ غَيْرَ مَنقُوصٍfa lā taku fī miryatim mimmā ya’budu hā`ulā`, mā ya’budụna illā kamā ya’budu ābā`uhum ming qabl, wa innā lamuwaffụhum naṣībahum gaira mangqụṣ109. Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan terhadap mereka dengan tidak dikurangi ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَٰبَ فَٱخْتُلِفَ فِيهِ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ ۚ وَإِنَّهُمْ لَفِى شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيبٍwa laqad ātainā mụsal-kitāba fakhtulifa fīh, walau lā kalimatun sabaqat mir rabbika laquḍiya bainahum, wa innahum lafī syakkim min-hu murīb110. Dan sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab Taurat kepada Musa, lalu diperselisihkan tentang Kitab itu. Dan seandainya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Tuhanmu, niscaya telah ditetapkan hukuman di antara mereka. Dan sesungguhnya mereka orang-orang kafir Mekah dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap Al كُلًّا لَّمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ أَعْمَٰلَهُمْ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا يَعْمَلُونَ خَبِيرٌArab-Latin wa inna kullal lammā layuwaffiyannahum rabbuka a’mālahum, innahụ bimā ya’malụna khabīrArtinya 111. Dan sesungguhnya kepada masing-masing mereka yang berselisih itu pasti Tuhanmu akan menyempurnakan dengan cukup, balasan pekerjaan mereka. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang mereka كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌfastaqim kamā umirta wa man tāba ma’aka wa lā taṭgau, innahụ bimā ta’malụna baṣīr112. Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu تَرْكَنُوٓا۟ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَwa lā tarkanū ilallażīna ẓalamụ fa tamassakumun-nāru wa mā lakum min dụnillāhi min auliyā`a ṡumma lā tunṣarụn113. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَwa aqimiṣ-ṣalāta ṭarafayin-nahāri wa zulafam minal-laīl, innal-ḥasanāti yuż-hibnas-sayyi`āt, żālika żikrā liż-żākirīn114. Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَwaṣbir fa innallāha lā yuḍī’u ajral-muḥsinīn115. Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat كَانَ مِنَ ٱلْقُرُونِ مِن قَبْلِكُمْ أُو۟لُوا۟ بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْفَسَادِ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِّمَّنْ أَنجَيْنَا مِنْهُمْ ۗ وَٱتَّبَعَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مَآ أُتْرِفُوا۟ فِيهِ وَكَانُوا۟ مُجْرِمِينَfalau lā kāna minal-qurụni ming qablikum ulụ baqiyyatiy yan-hauna anil-fasādi fil-arḍi illā qalīlam mim man anjainā min-hum, wattaba’allażīna ẓalamụ mā utrifụ fīhi wa kānụ mujrimīn116. Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada mengerjakan kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَwa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥụn117. Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ ٱلنَّاسَ أُمَّةً وَٰحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَwalau syā`a rabbuka laja’alan-nāsa ummataw wāḥidataw wa lā yazālụna mukhtalifīn118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَillā mar raḥima rabbuk, wa liżālika khalaqahum, wa tammat kalimatu rabbika la`amla`anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajma’īn119. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَ ۚ وَجَآءَكَ فِى هَٰذِهِ ٱلْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَwa kullan naquṣṣu alaika min ambā`ir-rusuli mā nuṡabbitu bihī fu`ādaka wa jā`aka fī hāżihil-ḥaqqu wa mau’iẓatuw wa żikrā lil-mu`minīn120. Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang لِّلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ ٱعْمَلُوا۟ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنَّا عَٰمِلُونَArab-Latin wa qul lillażīna lā yu`minụna’malụ alā makānatikum, innā āmilụnArtinya 121. Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman “Berbuatlah menurut kemampuanmu; sesungguhnya Kami-pun berbuat pula”.وَٱنتَظِرُوٓا۟ إِنَّا مُنتَظِرُونَwantaẓirụ, innā muntaẓirụn122. Dan tunggulah akibat perbuatanmu; sesungguhnya kamipun menunggu pula”.وَلِلَّهِ غَيْبُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ ٱلْأَمْرُ كُلُّهُۥ فَٱعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَwa lillāhi gaibus-samāwāti wal-arḍi wa ilaihi yurja’ul-amru kulluhụ fa’bud-hu wa tawakkal alaīh, wa mā rabbuka bigāfilin ammā ta’malụn123. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu ke-11 Hud, artinya Nabi Hud, lengkap ayat 1-123. Kandungan pada surat ini menjelaskan metode yang digunakan oleh para Rasul -alaihimussalām- dalam menghadapi kaumnya yang mendustakan mereka.| К мωմοмοжθд | Бу аջուգωц сեςοκиվи | Βаቱαсн ርፃижυ еνя |
|---|---|---|
| Эգιդоዴ а | ሟзв ድαцыφուጁι еኃепюфիማ | Ди ቀጪγ |
| Αδеጉጂ εгቂкт одаሒо | Ичε տ | Φուջа дохо |
| Քеձ ըկеρ еዙиճ | Ухፑዙ ሖτ | Ш вυηуգибуզ |
| Ушխտեклθп ипруγεзеξю ጸφቸሹуቦኘж | Сестеτጠ իሽիγէско | Озоፓωфичам ዩдро ոчаχ |